Jakarta, Aktual.com – Presiden Prabowo Subianto mengganti enam Menteri sekaligus, yang empat diantaranya telah dilantik di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9). Peneliti BRIN Wasisto Raharjo Jati menilai kebijakan yang dilakukan Kepala Negara sebatas memberikan solusi sementara dalam merespons dinamika yang terjadi belakangan ini. Artinya, reshuffle bukan solusi jitu untuk memperbaiki kondisi bangsa.
“Saya pikir reshuffle hanya menawarkan solusi sementara,” kata Wasis, merespons reshuffle yang dilakukan Prabowo, petang tadi.
Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu menggantikan Sri Mulyani. Sedangkan Mukhtarudin diplot menjabat Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Mukhtarudin menggantikan Abdul Kadir Karding.
Ferry Juliantono menggusur Budi Arie Setiadi menjabat Menteri Koperasi. Sedangkan Mochamad Irfan Yusuf dilantik menjabat Menteri Haji dan Umrah. Sedangkan Dahnil Anzar Simanjuntak menjabat Dahnil Anzar Simanjuntak Wamen Haji dan Umrah.
Menko Polkam Budi Gunawan dan Menpora Dito Ariotedjo turut diganti, namun dalam acara pelantikan tidak disebut siapa yang menjabat.
Beredar informasi bahwa Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menjabat ad interim Menko Polkam. Prabowo turut melantik
Wasis melanjutkan, reshuffle harus diiktui dengan perbaikan sistem. Tak hanya mencakup mengganti menteri. “Akan lebih baik kalau ada perbaikan sistem dan kebijakan secara menyeluruh,” tuturnya.
Menurutnya, Prabowo harus menjawab tuntutan aksi demonstrasi sepanjang akhir Agustus 2025, untuk memastikan kepuasan publik dan kerja pemerintah berjalan optimal. Salah satu tuntutan massa yakni reformasi DPR dan Polri.
“Respons demonstrasi kemarin perlu ditindaklanjuti dalam evaluasi penuh. Jangan hanya merepons bagian penting saja yang viral,” kata Wasis. (Erwin)
Artikel ini ditulis oleh:
Erwin C Sihombing
Rizky Zulkarnain

















