Jakarta, aktual.com — Presiden Prabowo Subianto menyaksikan secara langsung gunungan uang senilai Rp13 triliun yang berhasil dikembalikan Kejaksaan Agung (Kejagung) kepada negara. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan sejumlah pesan penting di hadapan jajaran Kejagung.
Dana sebesar Rp13.255.244.538.149 itu merupakan pengganti kerugian negara dalam kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya pada periode 2021–2022. Penyerahan uang dilakukan oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Gedung Utama Kejagung, Senin (20/10/2025).
Prabowo menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran Kejagung.
“Saudara-saudara, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua jajaran terutama Kejaksaan Agung yang telah dengan gigih bekerja keras untuk bertindak melawan korupsi manipulasi, penyelewengan,” katanya.
Ia menilai keberhasilan ini menjadi tanda baik di tahun pertama masa pemerintahannya.
“Kebetulan ini pas satu tahun saya dilantik sebagai presiden. Jadi saya merasa ini istilahnya tanda-tanda baik di hari satu tahun… kejaksaan memperlihatkan dan membuktikan kepada rakyat kerja keras, kerja yang gigih, kerja yang berani,” ujar Prabowo.
Menurutnya, uang hasil sitaan ini akan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, termasuk renovasi ribuan sekolah dan pembangunan kampung nelayan.
“Rp13 T ini kita bisa memperbaiki merenovasi 8.000 sekolah lebih,” ucapnya.
“Rencananya sampai akhir 2026, kita akan dirikan 1.100 desa nelayan… Jadi Rp13 triliun ini kita bisa membangun 600 kampung nelayan,” tambahnya.
Ia menjelaskan satu kampung nelayan bisa menampung sekitar 2.000 keluarga atau 5.000 jiwa.
“Kalau dikali seribu (target kampung nelayan di 2026), itu 5 juta orang Indonesia bisa hidup layak,” sambungnya.
Dalam pidatonya, Prabowo juga menegaskan agar Kejaksaan tidak melakukan kriminalisasi.
“Kita tidak ingin-ingin mencari masalah… saya ingatkan terus Kejaksaan, Kepolisian, jangan kriminalisasi sesuatu yang tidak ada, untuk motivasi apa pun,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa Kejagung juga perlu melakukan introspeksi.
“Ini saya ingatkan karena juga Kejaksaan termasuk lembaga yang harus koreksi diri juga,” imbuhnya.
Prabowo mengaku menerima laporan adanya jaksa di daerah yang melakukan praktik tidak benar. Ia menegaskan agar aparat tidak mencari-cari perkara terhadap rakyat kecil.
“Orang kecil orang lemah itu hidupnya sudah sangat susah, jangan diperberat oleh mencari-cari hal yang tidak perlu dicari,” katanya.
Ia kemudian menyinggung kasus penangkapan anak SD dan ibu rumah tangga dalam perkara sepele.
“Saya ingat benar ada anak SD anak di bawah umur ditangkap karena mencuri ayam… Ini tidak masuk di akal,” ujarnya.
“Ada lagi ibu-ibu ditangkap mencuri pohon… Penegak hukum harus punya hati,” tambahnya.
Prabowo menutup sambutannya dengan peringatan keras kepada aparat agar adil.
“Jangan istilahnya tumpul ke atas tajam ke bawah itu zalim itu angkara murka, jahat. Orang kecil, orang lemah, harus dibela, harus dibantu… Anak itu saya panggil ke Hambalang, saya kasih beasiswa,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















