Jakarta, aktual.com – Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bakal memaksimalkan penerimaan pajak negara jika terpilih pada Pilpres yang bergulir April 2019 mendatang.

Menurut anggota dewan Pakar BPN Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo, penerimaan pajak merupakan salah satu cara efektif meningkatkan fisikal untuk keperluan belanja negara.

“Nantinya penerimaan perpajakan mulai dari cukai, pajak, dan lain lain akan jadi tulang punggung stabilitas fiskal kita,” kata Dradjad di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (23/1).

Dia mengatakan sumber fiskal sebenarnya tidak hanya pajak, ada juga non pajak dan hibah. Hanya saja penerimaan non pajak sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan sulit dikendalikan. Sementara penerimaan hibah jumlahnya relatif kecil.

Lebih lanjut politisi PAN itu menilai, penerimaan non pajak sekarang ini cukup besar. Hal itu dipengaruhi oleh melemahnya nilai rupiah dan naiknya harga komoditas salah satunya tingginya harga minyak.

“Kalau kita mengandalkan penerimaan non pajak dengan melemahnya nilai rupiah, maka rakyat yang menjadi korban. Jadi penerimaan non pajak bukan prioritas, tapi tetap akan kita kejar dan gali,” ujarnya.

Prabowo-Sandi sambung Dradjad, yang pasti akan meningkatkan rasio pajak. Bila rasio pajak dinaikan sebesar 5 persen, maka penerimaan yang akan didapat dari PDB sebesar 14700 triliun yakni sekitar 750 hingga 800 triliun.

Yaitu dengan menaikan tax ratio sebesar 5 persen itu, bukan dalam satu tahun melainkan hingga 2024. “Sehingga bila satu tahunnya satu persen, maka ada penerimaan pendapatan sebesar 150 triliun per tahun,” terangnya.

Laporan : Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin