Untuk itu, ia mengharapkan PWI dan pelaku media untuk menggaungkan upaya verifikasi terhadap berita bohong agar masyarakat tercerahkan, meski hal ini tidak mudah dilakukan.
“Harapannya wartawan mempunyai kemampuan untuk memverifikasi ‘hoaks’ dan mempunyai sertifikat untuk itu,” kata Nukman.
Menurut dia, tidak banyak media di Indonesia yang mau bersusah payah untuk melakukan verifikasi dan memerangi berita bohong, padahal upaya tersebut penting untuk mendapatkan kepercayaan dari pembaca.
“Susah bagi masyarakat untuk mencari media ‘mainstream’ yang bisa menjadi pegangan. Ini yang membuat orang-orang mencari alternatif informasi, dan itu didapat melalui Medsos,” ujar Nukman.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid