Surabaya, Aktual.com – Praktisi “Autism Assocation of Western Australia” Joan McKenna Kerr mengatakan bahwa penanganan anak autisme sebaiknya melalui komunikasi visual, karena anak dengan autisme memiliki gangguan dalam berkomunikasi dan berperilaku.

“Anak dengan autisme memerlukan pola pendidikan yang terstruktur dengan bantuan komunikasi visual yang sesuai dengan kebiasaan anak dengan autisme itu,” kata praktisi Autism Assocation of Western Australia, Joan McKenna Kerr ketika memberikan pelatihan peningkatan penanganan anak dengan autisme di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/10).

Ia mengatakan, tujuan dari terapi berkomunikasi adalah untuk membangun struktur dan memberikan pengarahan kepada anak autis dengan melibatkan pihak keluarganya dengan bantuan komunikasi visual yang dinilai mudah dipahami oleh anak autis.

“Komunikasi visual dinilai bisa mengembangkan kemampuan penderita autisme pada anak dengan cara mendorong perilaku positif dan melarang perilaku negatif. Terapi komunikasi visual ini melibatkan pemberian penghargaan untuk perilaku positif, pelatihan kemampuan berbicara, dan peningkatan motivasi anak untuk belajar dan memulai komunikasi dengan orang lain,” ujarnya.

Di sisi lain, praktisi Autism Assocation of Western Australia, Tasha Alach memberikan penjelasan penanganan anak dengan autisme melalui video dan interaksi dengan peserta pelatihan yang diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari guru, terapis, dan psikolog dari berbagai wilayah di Jawa Timur, dan Kalimantan.

“Saya menekankan bahwa pentingnya komunikasi antara pihak yang berhubungan langsung dengan anak dengan autisme untuk memiliki jadwal kegiatan rutin. Dengan adanya jadwal kegiatan rutin, diharapkan mereka mampu mengamati perilaku komunikasi anak dengan autisme tersebut,” paparnya.

Sementara itu, penanggung jawab utama pelatihan peningkatan penanganan anak dengan autisme, ujar Pramesti Pradna Paramita, M.Ed. Psych, mengatakan penanganan anak dengan autisme di Indonesia ini bermacam-macam, untuk itu diperlukan pelatihan dalam hal strategi penanganan anak dengan autisme secara tepat.

“Penanganan anak dengan autisme di Indonesia ini bermacam-macam, sehingga diperlukan pelatihan dalam hal strategi penanganan anak dengan autisme secara tepat kepada guru, terapis, dan psikolog. Dalam setiap sesi, para peserta mendapatkan materi, melakukan review materi, dan juga kerja kelompok yang didampingi oleh praktisi atau pihak yang sudah ahli di bidangnya,” tuturnya.

Dengan adanya pelatihan terhadap kalangan pendidik dan tenaga medis bagi anak dengan autisme, ia berharap ke depannya dapat mendirikan pusat kajian yang meneliti tentang anak dengan autisme di Unair.

“Pelatihan ini merupakan pengembangan dari pelatihan yang pernah kami dapat di Australia melalui program Pemerintah Provinsi Jatim pada tahun 2013 ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Ke depannya, kami berharap bisa membuat pusat kajian terkait penanganan anak dengan autisme,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: