Paris, Aktual.co —  Prancis akan menempatkan sekitar 5.000 personil gabungan kepolisian dan tentara untuk melindungi 700 sekolah Yahudi yang tersebar di negara tersebut.

Kebijakan tersebut muncul setelah Perdana Menteri Prancis Manuel Valls pada Senin mengatakan bahwa pria bersenjata yang menyerang pusat perbelanjaan kosher–atau halal dalam pengertian Yahudi–dicurigai memperoleh bantuan dari seorang tak dikenal.

Amedy Coulibaly, pria bersenjata yang menewaskan seorang polisi wanita dan empat pengunjung supermarket kosher–diduga melancarkan aksinya dengan bantuan dari seseorang. Valls berjanji akan “terus memburu orang tersebut.” Sementara itu Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve juga menjanjikan perlindungan ekstra bagi institusi-institusi Yahudi di Prancis. Kepada para orang tua yang anaknya bersekolah di lembaga Yahudi, dia mengatakan bahwa tentara akan ditempatkan untuk berjaga-jaga.

Komunitas Yahudi saat ini tengah tergoncang akibat serangan pada Jumat di pusat perbelanjaan kosher di bagian selatan Prancis. Insiden itu muncul hanya dua hari setelah dua orang bersenjata–Said Kouachi dan saudaranya Cherif Kouachi–menembaki kantor majalah Charlie Hebdo dan menewaskan 12 orang.

Diketahui kemudian bahwa Cherif Kouachi bertemu dengan Coulibaly di penjara. Sebagai respon, Valls mengatakan akan memisahkan tahanan tindak terorisme dengan penjara biasa untuk mencegah penyebaran paham garis keras.

Menurut Vallas, langkah tersebut harus diterapkan di seluruh penjara Prancis namun dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid