Jakarta, Aktual.co —Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menuai kritik. Kali ini, terkait pernyataan dia yang mengaku sengaja menjebak DPRD DKI dalam penyusunan APBD 2015.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengaku heran, kalau benar Ahok memang ingin ‘menjerat’ oknum pemain anggaran siluman di APBD DKI kenapa harus lewat cara menjebak. “Kenapa tidak bawa ke polisi atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?” kata politisi PDI-P itu, saat dihubungi, Senin (2/3) malam.
Keheranan Pras tak cuma di situ. Pengakuan Ahok yang menunggu dewan memutuskan dulu pemberlakuan hak angket sebelum dia melapor adanya anggaran siluman, juga membuatnya geleng kepala. Menurutnya itu menunjukkan ketidakkonsistenan Ahok dalam membongkar persoalan anggaran siluman di APBD.
“Selama ini masyarakat dipaksa untuk lapor polisi kalau ada oknum yang jual rusun (rumah susun). Sementara Gubernurnya sendiri (Ahok) setelah ada tekanan hak angket baru lapor. Mestinya langsung lapor dong kalau ada kecurigaan,” ucap dia.
Sebelumnya, Senin (2/3) kemarin, di Balai Kota, pernyataan bangga dilontarkan Ahok yang mengklaim telah berhasil menjerat ‘permainan’ anggota dewan dalam penyusunan APBD DKI 2015.
“Kalau tanpa e-budgeting DPRD selalu ngeles “Bukan kami yang ngetik. Yang ngetik kan anda (eksekutif)” Mereka (DPRD) merasa SKPD yang main. Makanya saya tungguin, begitu e-budgeting 2015 mereka pikir seperti itu. Ini namanya jebakan ‘batman’ versi Ahok,” kata Ahok kemarin.
Artikel ini ditulis oleh:
















