Jakarta, Aktual.com — Aktivis Partai Rakyat Demokratik (PDR), Alif Kama mengecam atas terbongkarnya motif pembangunan kereta cepat yang diperuntukkan bagi para pengusaha pengembang wilayah dalam sektor properti.
Dia mengaku kecewa bahwa ternyata rumor yang beredar selama ini benar adanya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang disinyalir melibatkan perusahaan bisnis properti seperti Agung Podomoro, Sinarmas, Grup Lippo, Disneyland, dan sejumlah perusahaan lainnya.
“Ini aneh, ketika proyek infrastruktur yang harusnya bisa menjadi katalisator bagi industri nasional yang kuat ternyata dalam pembangunan infrastruktur kereta cepat malah dipersempit hanya menjadi percepatan pengembangan wilayah,” tulisnya melalui pesan elektronik kepada Aktual.com, Senin (29/2)
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa hal ini menunjukan prioritas pembangunan infrastruktur yang dilakukan dalam pemerintahan Jokowi-JK bukan pembangunan infrastruktur yang berbasis pada aspek kebutuhan masyarakat, tetapi justru yang dikedepankan adalah aspek kebutuhan pebisnis property.
“Perlu diingat adalah proyek kereta cepat ini dibiayai oleh pinjaman luar negeri. Kondisi ini akan memunculkan situasi dimana negara atau pemerintah akan gampang didikte negara atau lembaga pemberi pinjaman termasuk oleh pebisnis properti yang telah menanamkan modal besar dalam proyek ini,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki misi yang berbeda dibandingkan dengan kereta biasa.
“Kalau kereta cepat itu beda lagi misinya. Kereta cepat ini kan sebagai pengungkit, sebagai ‘key driver’ untuk pengembangan wilayah. Kalau yang itu kan (kereta biasa) bicara penumpang,” ujar Bambang di Jakarta, Sabtu (27/2).
Menurut Bambang, banyak orang terkadang salah menilai tujuan dari proyek kereta cepat tersebut. Ia mengatakan, ada keuntungan yang lebih besar terhadap pengembangan wilayah di sekitarnya.
“Jadi tidak bisa ‘apple to apple’. Misinya beda, kalau ini (kereta biasa) angkut penumpang, kalau ini lebih ke aspek wilayah,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan