Jakarta, Aktual.com — Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada Sabtu (19/12) membantah desas-desus bahwa Wakil Presiden Cyril Ramaphosa telah mengancam akan mundur karena pertikaian mengenai pergantian menteri keuangan.

“Wakil Presiden Ramaphosa masih tetap menjadi bagian dari pemerintah kolektif yang berusaha menstabilkan Kementerian Keuangan,” kata Istana Presiden Afrika Selatan.

Istana Presiden mengeluarkan pernyataan tersebut sebagai reaksi atas laporan media bahwa Ramaphosa berada di Lesotho pekan lalu, ketika David Van Rooyen, seorang anggota Parlemen, diambil sumpahnya sebagai Menteri Keuangan.

Pada 9 Desember, Presiden Jacob Zuma menunjuk Van Rooyen untuk menggantikan Menteri Keuangan Nhlanhla Nene, tindakan yang menciptakan kekacauan di pasar. Empat hari kemudian, Zuma menunjuk Pravin Gordhan, yang saat itu menjadi Menteri Urusan Tradisi dan Koperasi, untuk menggantikan Van Rooyen dalam upaya menstabilkan pasar.

Tak lama setelah Zuma mengganti Nene, desas-desus mulai beredar bahwa Ramaphosa telah mengancam akan mundur.

Wakil Sekretaris Jenderal ANC Jessie Duarte sat itu mengatakan Ramaphosa pergi ke Lesotho ketika Van Rooyen diambil sumpahnya, sehingga menunjukkan Wakil Presiden tersebut tidak senang dengan pengangkatan Van Rooyen.

“Presiden ingin menyatakan bahwa pada hari pengambilan sumpah Van Rooyen sebagai Menteri Keuangan, Wakil Presiden Ramaphosa sedang mengadakan konsultasi dengan delegasi dari Kantor Ketua Organ Troika SADC dan Presiden Mozambik Filipe Nyusi mengenai persiapan bagi kunjungan mendesak ke Kerajaan Lesotho,” kata Juru Bicara Presiden Afrika Selatan Zizi Kodwa.

Konsultasi itu dilakukan setelah keputusan Organ Troika SADC (Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan) di sisi Pertemuan Puncak Afrika-Tiongkok di Johannesburg pada awal Desember, kata Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Pertemuan tersebut memutuskan Ramaphosa, dalam kapasitasnya sebagai Fasilitator, mesti mengunjungi Lesotho dalam kondisi mendesak, kata Kodwa.

Tujuan kunjungan itu ialah untuk menyampaikan keprihatinan SADC mengenai kasus pengadilan yang telah diajukan terhadap Komisi Penyelidikan SADC oleh seorang warga Lesotho, kata Kodwa.

“Sebagai hasil dari konsultasi ini, kunjungan ke Kerajaan Lesotho (oleh Ramaphosa) diselenggarakan pada 16 Desember 2015,” kata Kodwa.

“Presiden juga ingin menyatakan bahwa Wakil Presiden Ramaphosa terlibat dalam semua konsultasi dengan Presiden Jacob Zuma dan semua pemegang saham lain berkaitan dengan pengangkatan David Van Rooyen,” kata juru bicara tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: