La Paz, aktual.com – Presiden Bolivia Evo Morales, menyatakan mundur setelah militer memintanya menyerahkan jabatan dan para sekutu meninggalkannya di tengah aksi protes soal sengketa pemilu, yang mengguncang negara Amerika Selatan itu.

Morales, yang berkuasa hampir 14 tahun, menyatakan melalui siaran TV bahwa ia akan mengajukan surat pengunduran diri guna membantu memulihkan stabilitas, meski dirinya menyebut-nyebut “kudeta sipil.”

“Saya mundur, dengan mengajukan surat pengunduran diri saya kepada Majelis Legislatif,” kata Morales, dikutip Reuters, Senin (11/11), dengan menambahkan bahwa itu merupakan “kewajibannya sebagai presiden pribumi dan presiden semua rakyat Bolivia yang mengupayakan perdamaian.”

Ia kemudian mencuit di Twitter, “Saya ingin rakyat Bolivia tahu bahwa saya tidak memilik alasan melarikan diri, mereka harus membuktikan bahwa saya mencuri sesuatu.”

Wakil Presiden lvaro Garc­a Linera juga mundur.

Kepergian Morales, ikon sayap kiri sekaligus penyintas terakhir dari “pink tide” Amerika Latin dua dekade lalu, tampaknya bakal mengirimkan gelombang kejut di seluruh kawasan pada saat para pemimpin berhaluan kiri kembali berkuasa di Meksiko dan Argentina.

Sejumlah sekutu berhaluan kiri Morales di Amerika Latin mengecam kebalikan peristiwa itu sebagai “kudeta”, termasuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Argentina Alberto Fernandez.

Bolivia di tangan Morales mengalami salah satu tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan tersebut dan tingkat kemiskinan pun menurun, meski tekadnya untuk untuk berpegang teguh pada kekuasaan dan mengupayakan masa jabatan ke empat menjauhkan banyak sekutu, bahkan di kalangan komunitas pribumi.

Tekanan menghimpit Morales sejak dinyatakan menang dalam pemilu 20 Oktober.

Jenderal Williams Kaliman, Kepala Angkatan Bersenjata Bolivia, pada Minggu pagi mengungkapkan militer meminta Morales mundur guna membantu memulihkan perdamaian dan stabilitas seusai aksi protes sengketa pemilu selama beberapa pekan.

Kaliman menambahkan bahwa militer menyeru rakyat Bolivia agar tidak terpancing terhadap aksi kekerasan dan kerusuhan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin