“Perundingan dagang multilateral telah mencapai banyak kemajuan dengan melewati rintangan yang sulit. Selain itu implementasi dari Perjanjian Paris juga menemui banyak tentangan,” kata Xi.
“Beberapa negara kini cenderung lebih memilih kebijakan ke dalam (inward-looking), dan keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan global menurun,” kata dia.
Trump sendiri saat ini memang tengah menjajaki kemungkinan perubahan isi perjanjian dagang bebas di kawasan Amerika Utara (North American Free Trade Agreement –NAFTA) yang lebih menguntungkan Amerika Serikat.
Dia bahkan mengancam akan keluar dari NAFTA. Langkah serupa pernah dia terapkan dalam perjanjian Paris di mana Amerika Serikat pada akhirnya menarik diri.
Pada Selasa, Xi mengatakan bahwa negaranya akan berkontribusi sebesar 500 juta dolar AS untuk kerja sama Selatan-Selatan untuk membantu negara berkembang lain mengatasi masa paceklik, perubahan iklim, dan memperbaiki layanan kesehatan publik.
Pertemuan di Xiamen juga dihadiri oleh pemantau dari Thailand, Mexido, Mesir, Guinea, dan Tajikistan untuk merundingkan rencana perluasan BRICS dengan memasukkan anggota baru.
Xi juga meminta negara-negara maju untuk memberikan bantuan lebih banyak sekaligus menentang kecenderungan proteksionisme.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby