Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bersama Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio saat diskusi forum legislasi dengan tema Perlukah Penyederhanaan Target Prolegnas Memasuki Tahun Politik? di press room DPR, Jakarta, Selasa (8/8). Pertama DPR yang menyepakati Prolegnas tentunya setelah ada pembicaraan dengan pemerintah, yang kemarin sekitar 49 di awal tahun 2017, mungkin sekarang tinggal 40 dan masih ada beberapa yang sudah disahkan, termasuk pemilu, pembukuan, kebudayaan persitek dan lainnya dan itu banyak terakhir kemarin dan berarti sudah tinggal 40. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil ketua DPR-RI Fahri Hamzah, mendesak Presiden Joko Widodo segera bersikap dan menanggapi permasalahan pembantaian Genosida kepada suku Rohingya di Rakhine, Myanmar.

Menurut Fahri, apa yang terjadi di Rakhine merupakan kebiadaban dalam sejarah kehidupan manusia. Karenanya selaku bangsa Indonesia yang bermartabat, tidak pantas bersikap diam terhadap kekejian yang terjadi di Rakhine.

“Genosida kepada Rohingya terlalu kasat mata, biadab dan tak bisa ditulis kata-kata. Dunia terdiam dan tidak menyangka. Bicaralah bapak Presiden, Berwibawa lah bapak Presiden, Karena bapak adalah pemimpin bangsa beradab! Bangsa merdeka!” kata Fahri secara tertulis, Minggu (3/9).

Dia melanjutkan, genosida dengan motif kebencian SARA adalah kekeliruan yang mendasar dan harus dicegah.

“Orang tidak bisa disalahkan karena menyembah Tuhan yang berbeda. Karena Pancasila berketuhanan Yang Maha Esa. Orang tidak bisa diusir dan dibantai karena berbeda suku dan warna kulit, karena Pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab. Tegakkan Pancasila bapak Presiden, Kemanusiaan adalah jiwa universal ideologi negara kita!” ujar dia.

Selain itu Fahri menyarankan akar Jokowi memanggil duta besar Myanmar dan duta besar Indonesia untuk Myanmar guna dimintai keterangan.

Jika Myanmar tidak jujur atas situasi yang ada, menurut Fahri Indonesia layak menghentikan persahabatan kedua negara, karena tidak sesui dengan tujuan Pancasila.

“Jika mereka menolak bertanggungjawab dan tidak jujur dengan situasi yang ada maka apa boleh buat pertemanan kita hentikan sementara,” pungkasnya.

 

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh: