Jakarta, Aktual.co — Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan bahwa nilai Euro jatuh ke level terendah sejak 10 tahun terakhir.
Menurutnya, ECB akan menerapkan kebijakan terkait quantitative easeing (QE) atau pembelian aset untuk menstimulasi perekonomian Eropa.
Tujuannya adalah menghentikan pelemahan lanjutan di tingkat harga umum. Bulan lalu, Euro melemah 0,4 persen menjadi USD1.2034. Sedangkan tingkat inflasi Eropa pada 2014 turun sekitar 0,3 persen.
Untuk menghentikan deflasi, ECB meluncurkan program terkait QE dengan membeli obligasi pemerintah, mengikuti jejak Inggris dan Amerika Serikat (AS). Tujuannya adalah untuk menyuntikkan uang tunai ke dalam sistem perbankan, merangsang ekonomi dan mendorong harga lebih tinggi.
“Kami membuat persiapan teknis untuk mengubah ukuran, kecepatan dan komposisi langkah kami pada awal 2015,” ujar Draghi seperti dilansir BBC, Minggu (4/1).
Analis keuangan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Lee Hardman mengatakan bahwa komentar Draghi menunjukkan ECB akan segera mengadopsi QE utang, yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
Jika harga obligasi naik karena permintaan tambahan dari bank sentral, hasil yang tersedia untuk investor obligasi akan jatuh, dengan knock-on efek mengurangi tingkat umum suku bunga dalam sistem perbankan Eropa.Dan itu berarti semakin melemahkan nilai Euro di bursa asing.
Meskipun ECB telah memangkas suku bunga ke tingkat terendah, serta membeli beberapa obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta, program kebijakan terhadap QE belum juga diterapkan.
“Ini (Euro) bisa break di bawah USD1,20 karena ada risiko inflasi yang sangat rendah jika dilihat minggu depan. Itu hanya akan menambah tekanan pada ECB untuk mengambil langkah-langkah pertemuua di akhir bulan ini,” kata seorang ahli strategi FX di Nordea, Niels Christensen.
Pertemuan kebijakan ECB berikutnya akan dilakukan tanggal 22 Januari 2015.
Para pelaku pasar memiliki sejumlah kekhawatiran pada Eropa di 2015, termasuk hasil pemilihan di Yunani pada tanggal 25 Januari mendatang.
Koalisi sayap kiri Syriza berada di depan dalam jajak pendapat dan menolak langkah-langkah penghematan Uni Eropa. Pasalnya, hal tersebut dinilai dapat meningkatkan pengangguran dan peningkatan kemiskinan di negeri tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:

















