Jakarta, Aktual.co — Aksi begal belakangan ini sudah membahayakan masyarakat, terutama pengguna sepeda motor. Para begal belakangan ini tak lagi segan-segan untuk menghabisi para korbannya.
Menyoroti fenomena aksi begal yang meresahkan masyarakat tersebut, Indonesia Police Watch berpendapat, pemerintahan Presiden Joko Widodo diiharapkan agar mencermati situasi yang sudah mengancam keamanan di dalam negeri.
“Presiden Jokowi sebaiknya mencermati situasi tersebut,” kata Presiudum IPW Neta S Pane di Jakarta, Rabu (1/4).
Dia mengatakan, aksi begal yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia tak terelakan lagi. IPW pun menduga, hal tersebut dikarenakan faktor ekonomi dan sempitnya lapangan kerja membuat berbagai pihak tetap nekat melakukan kejahatan begal, walau ancaman kematian akibat dikeroyok massa selalu di depan mata.
IPW pun mencatat selama tiga bulan terakhir, yakni dari Januari hingga Maret 2015 ada 20 aksi begal yang dikeroyok dan dibakar massa. Dari jumlah itu 11 begal tewas dan sembilan luka berat. Sebagian besar begal yang tewas dan luka mengalami luka parah di bagian kepala.
“Jateng menjadi daerah paling rawan aksi pengeroyokan begal, yakni ada lima kasus, yang empat di antaranya terjadi di Sukoharjo. Jabar menduduki posisi kedua, dengan empat kasus. Lampung dan Jakarta dua kasus. Banten dan Sumsel satu kasus,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu

















