Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato membuka Hari Ulang Tahun (HUT) Pasar Modal Indonesia ke-38, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/8/2015). Jokowi mengatakan lambatnya perekonomian bukan hanya terjadi di Indonesia saja. AKTUAL/EKO S HILMAN

Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo menugasi Menteri Perdagangan yang baru Thomas Lembong untuk bergerak dalam tiga hal sehingga masalah yang ada bisa segera diatasi.

“Saya sampaikan kemarin, ke luar negeri. Urusan luar negeri, promosi, dagang, utusan-utusan khusus yang berkaitan dengan dagang, utusan khusus berkaitan dengan ekspor harus digerakkan ke pasar-pasar nontradisional ke Timur Tengah, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Latin,” kata Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, usai menerima delegasi Senat Amerika Serikat, Kamis (13/8) malam.

Selain itu, Presiden juga menugasi Mendag untuk berkomunikasi dengan misi-misi dagang dan utusan khusus bidang perekonomian negara-negara lainnya.

“Juga utusan-utusan khusus yang berkaitan dengan ekonomi negara-negara yang sudah kita mempunyai hubungan dagang yang baik, juga harus lebih diperkuat sehingga angka ekspor bisa dinaikkan,” kata Presiden.

Mendag, kata Presiden, diminta untuk mengambil langkah stabilisasi harga di dalam negeri.

“Di dalam negeri, saya juga minta untuk komoditas pangan, stabilisasi, harga-harga karena ini menyangkut ke inflasi ini harus dilihat agar ada stabilisasi dan juga harga-harga bisa ditekan agar bisa kembali ke normal,” tegas Presiden.

Dan terakhir, Presiden meminta Mendag melakukan pembenahan sistem bongkar muat barang di pelabuhan sehingga semakin efisien.

“Berkaitan dengan dwelling time saya minta agar penyederhanaan izin-izin regulasi, sehingga kecepatan bongkar muat betul-betul bisa kita laksanakan,” tegas Presiden.

Ketika ditanya salah satu pertimbangan menegaskan Thomas Lembong menjadi Menteri Perdagangan, Presiden menilai Lembong memiliki pengalaman untuk melaksanakan tugas itu.

“Pak Tom kan pelaku riil ya kan? juga punya background di penanganan risiko pas di BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Pernah di Morgan Stanley, pernah di Deutsche Bank. Saya rasa pengalaman-pengalaman seperti itu akan baik dalam manajemen pengelolaan kita,” kata Presiden.

Artikel ini ditulis oleh: