Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkatkan sasaran stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan dikelola oleh Perum Bulog. Menurut Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), petunjuk tersebut baru saja diberikan oleh Presiden sebagai langkah persiapan menghadapi situasi mendatang.
Sebelumnya, pemerintah berencana agar stok beras yang dikelola oleh Bulog pada akhir tahun mencapai setidaknya lebih dari 1 juta ton.
“Stok Bulog akan selalu dijaga di atas 1 juta ton. Namun kemarin Bapak Presiden meminta penambahan stok sampai terus mendekati 3 juta ton,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/12).
“Ini untuk memastikan bahwa dalam kondisi apapun, entah itu climate change, El Nino atau apapun, negara itu punya stok yang siap sedia digelontorkan ke masyarakat,” imbuhnya.
Dalam konteks ini, dia menambahkan bahwa pemerintah berfokus untuk memastikan ketersediaan dan kelengkapan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di seluruh wilayah Indonesia.
“Bapak Presiden memerintahkan saya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional untuk memastikan stok beras sampai ke Indonesia Timur, juga Indonesia Tengah, semua harus ada. Kemarin dari Indonesia Barat, Timur, dan Tengah lalu disini kita menyaksikan stok Bulog dalam kondisi yang cukup,” kata Arief.
Berdasarkan data yang dicatat oleh Bapanas, per tanggal 5 Desember, jumlah total stok beras di Perum Bulog mencapai 1,5 juta ton. Sementara itu, ID Food, perusahaan yang termasuk dalam Holding BUMN Pangan, memiliki stok sebanyak 2.260 ton. Adapun Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) di seluruh Indonesia mencapai 6.735 ton.
“Impor ini kita lakukan sangat terpaksa, karena kita ingin ekonominya bergeraknya ada di Indonesia, petaninya ada di Indonesia, penggiling padinya juga ada di Indonesia, jadi roda ekonominya ada di Indonesia. Setelah ini kita harus hand in hand untuk memperkuat CBP dan utamakan produksi tentunya dari dalam negeri,” ujarnya.
“Bapak Mentan (Menteri Pertanian) pernah sampaikan ke kita, tanam itu minimal harus 1 juta hektare sehingga dalam sebulan bisa dipanen lebih dari 2,5 juta ton, itu adalah untuk kebutuhan nasional. Kalau ini (areal tanam) bisa ditingkatkan menjadi 1,5 atau 2 juta hektare, kita akan bisa memenuhi kebutuhan beras kembali bersumber dari dalam negeri,” kata Arief.
Artikel ini ditulis oleh:
Yunita Wisikaningsih