Gedung Kementerian ESDM
Gedung Kementerian ESDM

Jakarta, Aktual.com – Presiden Jokowi dituding menjadi salah satu penyebab rendahnya serapan anggaran di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk anggaran tahun 2016.

Indonesian Resources Studies (IRESS) mengemukakan sepanjang tahun ini telah terjadi gejolak politik yang luar biasa di kementerian tersebut, posisi pucuk pimpinan berganti begitu cepat, sehingga mengganggu target-target capaian.

“Kalau serapan anggaran 2015-2016 rendah, salah satu yang menjadi kontributor rendahnya serapan adalah Presiden, karena salah dalam menunjukkan seorang Menteri,” kata Direktur IRESS, Marwan Batubara, Senin (14/11).

Setelah jabatan Menteri beralih kepada Ignasius Jonan sebagai Menteri definitif, kendalanya yaitu membutuhkan waktu sebagai proses dalam memahami sektor ESDM, sementara saat ini sudah memasuki akhir tahun.

“Kalau proses tender itu membutuhkan eksistensi seorang Menteri untuk memberikan jaminan usaha, maka jabatan Plt kurang kuat. Goncangan berkepanjangan di Kementerian ESDM membuat kinerja tidak optimal,” tandasnya.

Sebagaimana dikerahui, serapan anggaran Kementerian ESDM dirasa masih jauh dari target, apalagi sisa waktu akhir tahun tinggal hanya kurang dari dua bulan. Diketahui hingga bulan Oktober 2016, serapan Kementerian yang dipimpin Ignasius Jonan, baru sebesar 48.29 persen atau sebesar Rp3.7 triliun.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka