Jakarta, Aktual.com – Presiden Kolombia Juan Manuel Santos meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2016 atas upayanya mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung lima puluh tahun di negaranya, demikian diumumkan Komite Nobel Norwegia, Jumat (7/10).
“Penghargaan ini hendaknya dilihat sebagai penghargaan kepada rakyat Kolombia, yang … belum menyerah untuk perdamaian, dan semua pihak yang telah memberikan sumbangan dalam proses perdamaian,” kata Kaci Kullman Five, ketua komite dengan lima anggota itu dalam pengumuman.
Santos memprakarsai perundingan, yang berujung pada tercapainya kesepakatan perdamaian antara pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak terbesar di negara itu, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
Namun, kesepakatan damai tersebut ternyata ditolak oleh rakyat Kolombia melalui pemungutan sura.
“Fakta bahwa mayoritas pemilih menyatakan ‘tidak’ terhadap kesepakatan perdamaian itu bukan berarti proses perundingan mati,” kata Five.
“Referendum itu bukan pemungutan suara untuk mendukung atau menentang perdamaian. Apa yang ditentang oleh kalangan pemilih “Tidak” bukanlah masalah perdamaiannya, melainkan perjanjian perdamaian yang spesifik.” Five memperingatkan bahwa hasil referendum dapat menciptakan ketidakpastian masa depan Kolombia. Ia mengatakan bahaya sesungguhnya adalah bahwa proses perdamaian akan terhenti dan perang saudara berkobar lagi.
“(Kemungkinan) itu menjadi lebih penting sehingga pihak-pihak, yang dipimpin Presiden Santos dan pemimpin gerilyawan FARC Rodrigo Londono, harus terus menghormati gencatan senjata,” kata Five.
Santos pada Rabu (5/10) memulai pembicaraan dengan para pemimpin penentang kesepakatan perdamaian guna mencari jalan bagi kesatuan serta pemulihan hubungan di negara itu.
Mantan Presiden Kolombia Alvaro Uribe dan pemimpin-pemimpin lainnya dari partai oposisi Pusat Demokratis hadir pada pembicaraan tersebut.
Five mengatakan Komite Nobel Norwegia menekankan pentingnya fakta bahwa Santos saat ini mengundang semua pihak untuk ambil bagian dalam dialog secara nasional, yang ditujukan untuk memajukan proses perdamaian.
“Komite Perdamaian berharap semua pihak akan mengambil tanggung jawab serta berpartisipasi secara membangun dalam pembicaraan perdamaian yang akan datang,” ujarnya.
Untuk 2016, ada 376 kandidat yang diproses untuk dipilih sebagai pemenang Hadiah Nobel, terdiri dari 228 orang dan 148 organisasi.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi hingga saat ini. Rekor sebelumnya tercatat 278 kandidat, yaitu pada 2014. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara