Pada Sabtu (18/11) lalu, ratusan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan di Ibukota Harare untuk merayakan Mugabe yang diharapkan lengser dan menginginkan era baru di negara mereka.
Sebagian besar rakyat Zimbabwe menginginkan “kemerdekaan kedua” dan menyatakan keinginan dan harapan mereka agar terjadi perubahan situsasi ekomoni dan politik yang dalam dua dekade terakhir terpuruk ke jurang depresi.
Sebagaimana halnya lebih dari tiga juta warga Zimbabwe yang pindah ke Afrika Selatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, rakyat Zimbabwe pada umumnya kecewa dengan sikap keras kepada Mugage yang tidak mau mundur.
Berbicara dari lokasi yang dirahasiakan di Afrika Selatan, keponakan Mugage, Patrick Zhuwao, kepada Reuters mengungkapkan bahwa Mugabe dan istrinya “siap mati atas apa yang dianggap benar”, daripada mundur untuk mengakui sesuatu yang digambarkan sebagai kudeta.
Chatunga, anak Mugabe, juga mati-matian membela ayahnya. “Kalian tidak bisa memecat pemimpin revolusi. ZANU-PF tidak ada apa-apanya tanpa Presiden Mugabe,” katanya melalui akun Facebook.