Paris, Aktual.co —Presiden Francois Hollande meyakinkan kaum Muslim di dalam dan luar Perancis, menghormati keyakinan mereka namun tidak akan berkompromi dalam hal komitmen menyangkut kebebasan dan demokrasi, Kamis (15/1).
Ketika berbicara satu pekan setelah berlangsungnya kasus Charlie Hebdoh, Hollande mengatakan dalam sebuah pertemuan di Institut Dunia Arab di Paris bahwa Muslim adalah “korban-korban pertama fanatisme, fundamentalisme dan intoleransi”.
Pidatonya itu menyentuh keseimbangan antara komitmen Perancis untuk melindungi warga minoritas Muslimnya yang berjumlah lima juta orang , terbesar di Eropa, dan untuk menjunjung prinsip kebebasan berbicara.
Warga-warga Muslim Perancis telah melaporkan terjadinya belasan serangan terhadap masjid-masjid sejak pria-pria bersenjata Islamis menyerang penerbitan satire Charlie Hebdo pekan lalu.
Pihak berwenang di beberapa negara Timur Tengah mengecam keputusan koran tersebut untuk menerbitkan lebih banyak kartun Nabi Muhammad dalam edisi pertamanya, Rabu, pasca-serangan.

















