Jakarta, Aktual.com — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohammad Sohibul meminta Pemerintah Indonesia berperan pro-aktif untuk berperan dalam menghentikan serangan Israel terhadap Palestina yang belakangan kian meningkat dengan pembatasan kegiatan di Masjid Al Aqsa.
“Indonesia bisa berperan besar dan pro-aktif untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina, yang bahkan sudah sampai melakukan penyerangan ke kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsa,” kata Sohibul Iman, Senin (21/9).
Menurut Sohibul, pemimpin Indonesia dapat memanfaatkan posisi dan pengaruhnya di dunia internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap Palestina, terutama yang ditujukan pada Al-Aqsa.
“Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan dan hak kemerdekaan suatu bangsa,” ujarnya.
Ia menegaskan, Indonesia harus pro-aktif menggalang dukungan negara-negara Islam untuk menekan Israel, karena didasari fakta demografi Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Diingatkan, Indonesia memiliki sejarah yang tidak bisa dilupakan dalam hubungannya dengan Palestina. Hal inilah yang semakin memperkuat alasan mengapa Indonesia harus lebih berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak Palestina di dunia internasional.
“Indonesia harus memberi dukungan dan bantuan nyata bagi pemerintah dan rakyat Palestina, baik politik maupun materil. Kita punya ikatan emosional dan historis yang panjang dengan bangsa Palestina,” kata ucap Sohibul.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Israel melakukan serangan ke Masjid Al Aqsa, Palestina, pada pekan lalu dengan melemparkan granat kejut, gas air mata dan peluru karet saat jemaah Muslim berada di dalam masjid.
Selain itu, Israel juga membagi zona waktu kunjungan bagi umat Muslim di kiblat pertama umat Islam itu. Pemerintah Israel sendiri menyatakan tindakan tersebut untuk mencegah aksi kekerasan terhadap warga Yahudi yang ingin mengunjungi situs Al-Aqsa.
Tindakan sewenang-wenang Israel tersebut mendapat kecaman luas dari dunia internasional. Sebagian pihak juga ada yang menilai tindakan itu sebetulnya merupakan usaha Israel untuk menduduki secara penuh kompleks bersejarah tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: