Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman saat kampanye akbar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017). Kampanye ini dihadiri berbagai elemen pendukung juga turut hadir meramaikan kampanye akbar Anies-Sandi, seperti tokoh masyarakat dan para relawan pemenangan. AKTUAL/Tino Oktaviano
Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman saat kampanye akbar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017). Kampanye ini dihadiri berbagai elemen pendukung juga turut hadir meramaikan kampanye akbar Anies-Sandi, seperti tokoh masyarakat dan para relawan pemenangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Kuta, Aktual.com – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, menyatakan pembahasan presidential threshold dalam RUU Pemilu membuka peluang bagi partainya menyorongkan kadernya sebagai calon presiden atau calon wakil presiden dalam Pemilihan Presiden 2019.

Terkait ini pula, DPP PKS saat ini tengah gencar melakukan konsolidasi ke seluruh daerah untuk memberikan motivasi kadernya agar mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2019.‎

“Karena begitu kita punya capres dan cawapres, itu akan berdampak pada pilihan orang terhadap anggota legislatif. Kalau kita punya capres dan cawapres yang bagus, publik juga akan memberikan kita suara yang bagus,” kata Sohibul di Kuta, Bali, Sabtu (6/5) kemarin.

Disampaikan, pembahasan presidential threshold saat ini di DPR RI ‘pertarungannya’ relatif berimbang. Partai politik yang mendukung besaran presidential threshold sebesar 20 persen mayoritas dari parpol pemerintah. Diantaranya PDIP, Golkar dan NasDem.

Parpol yang mendukung ambang batas pencalonan presiden 0 persen adalah Partai Gerindra dan PAN. Sementara yang mendukung sama dengan parlimentary treshlod yakni PKS, PKB.

“Partai Hanura saya kira juga ada di situ. Mana yang kuat? Kalau dari sisi konfugirasi relatif sama. Tapi dari pembicaraan-pembicaraan, kelihatannya akan mengarah pada jalan tengah yaitu parlimentary treshold,” ulas Sohibul.

Apapun keputusannya kelak, lanjutnya, PKS mengisyaratkan akan menjalin koalisi pada Pemilu 2019. Dengan asumsi minimal mendapatkan perolehan suara nasional 7 persen atau lebih, PKS berpeluang bisa mengusung kadernya sendiri sebagai capres atau cawapres.

‎”Tapi secara prinsip kami akan koalisi. Karena apa, agar mesinnya jalan, karena pada akhirnya akan dua putaran. Kalau dua putaran, kita sendirian agak berat nanti,” katanya memberikan kalkulasi.

‎Soal partai koalisi, Sohibul tak malu-malu menyebut jika Partai Gerindra adalah pilihan yang dianggap tepat. Selain jalinan komunikasi intensif yang dilakukan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sohibul menilai dua partai itu cukup untuk mengusung Capres dan Cawapres.

“Dari tingkat komunikasi, peluang Pak Prabowo sangat tinggi, karena beliau juga berkomunikasi paling intens. Kalaupun syaratnya 20 persen yang berarti 112 kursi DPR RI, kalau PKS dan Gerindra koalisi itu jumlahnya 113 kursi. Kita memenuhi. Kalau kemungkinan besarnya iya (koalisi Gerindra), tapi belum ada kata final,” pungkasnya.

(Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh: