Presiden Prabowo Subianto melantik Kepala dan Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 10 November 2025. Aktual/BPMI Setpres

Jakarta, aktual.com — Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN dalam upacara yang berlangsung khidmat di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Pelantikan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden RI Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Dalam prosesi yang berlangsung dengan penuh penghormatan itu, Presiden Prabowo sendiri memandu pengucapan sumpah jabatan di hadapan para pejabat tinggi negara, menegaskan pentingnya integritas dan dedikasi dalam menjalankan amanah.

“Bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara,” ucap Presiden Prabowo saat mendiktekan sumpah jabatan, yang diikuti serentak oleh pejabat yang dilantik.

Usai pengucapan sumpah, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan, menandai dimulainya masa tugas baru bagi dua tokoh tersebut dalam memimpin lembaga riset terbesar di Indonesia.

Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kemudian memberikan ucapan selamat secara langsung, diikuti para tamu undangan yang hadir.

Tampak hadir dalam prosesi pelantikan tersebut sejumlah pimpinan lembaga negara, para menteri Kabinet Merah Putih, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Suasana pelantikan berlangsung tenang dan penuh rasa hormat, mencerminkan momentum penting dalam arah baru penguatan riset dan inovasi nasional di era pemerintahan Prabowo-Gibran.

Pengangkatan Arif Satria dan Amarulla Octavian menandai babak baru bagi BRIN dalam memperkuat peran riset dan inovasi sebagai fondasi pembangunan nasional.

Keduanya diharapkan mampu mempercepat integrasi riset di berbagai sektor strategis, mulai dari teknologi pangan, energi, kesehatan, hingga pertahanan nasional — sejalan dengan visi Presiden Prabowo menjadikan Indonesia negara kuat berbasis ilmu pengetahuan dan kemandirian teknologi.

Langkah ini juga dipandang sebagai sinyal bahwa pemerintah serius memperkuat kapasitas riset nasional yang selama ini menjadi tulang punggung transformasi ekonomi dan industri Indonesia menuju era baru inovasi.