Jakarta, Aktual.com – Presiden terpilih Lebanon Joseph Aoun pada Senin mulai berkonsultasi dengan parlemen untuk memilih perdana menteri (PM) yang akan membentuk pemerintahan baru.
Dia bertemu secara langsung dengan fraksi-fraksi dan para anggota independen di parlemen sebelum mengumumkan nama PM yang meraih pencalonan terbanyak.
Dua calon utama untuk jabatan perdana menteri adalah PM sementara Najib Makati dan hakim Nawaf Salam.
Konsultasi dengan parlemen untuk memilih PM adalah proses konstitusional di Lebanon, yang dilakukan setelah berakhirnya masa jabatan pemerintahan atau pengunduran diri PM.
Presiden mengundang fraksi-fraksi dan para anggota independen di parlemen untuk menghadiri pertemuan individual dan meminta mereka memilih seorang calon PM.
Hasil konsultasi itu dicatat dan presiden kemudian mengeluarkan keputusan yang menunjuk calon dengan dukungan terbanyak sebagai PM.
Meski konsultasi wajib dilakukan, presiden tidak terikat oleh hasilnya. Namun, biasanya presiden mengikuti pilihan mayoritas.
Proses pembentukan pemerintahan baru sering memerlukan waktu cukup lama karena kompleksitas politik dan sektarian di Lebanon.
Secara tradisi, seorang PM di negara itu haruslah seorang Muslim Sunni, sementara presidennya dari Kristen Maronit dan ketua parlemennya dari Muslim Syiah.
Dipilihnya Aoun sebagai presiden oleh parlemen pada Kamis lalu mengakhiri dua tahun kevakuman politik di Lebanon sejak jabatan Presiden Michel Aoun berakhir pada Oktober 2022.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra