Jakarta, Aktual.co —Presiden Yaman Abdurabuh Mansur Hadi dan pemberontak Syiah Houthi, sepakat mengakhiri konfrontasi berdarah yang dikhawatirkan akan membawa negeri miskin namun strategis itu jatuh ke dalam kekacauan berkepanjangan. Sejak September lalu, milisi pemberontak Houthi menguasai hampir seluruh wilayah ibu kota Sanaa dan sejak pekan lalu terlibat baku tembak dengan pasukan pemerintah.
Kesepakatan antara pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi terdiri atas sembilan butir antara lain milisi Houthi sepakat untuk mundur dari bangunan-bangunan pemerintah yang mereka rebut pekan ini dalam kekerasan yang menewaskan sedikitnya 35 orang itu. Kantor berita Yaman Saba mengabarkan pemberontak Houthi bersedia meneken kesepakatan dengan imbalan konsesi dalam rancangan konstitusi baru yang banyak ditentang itu.
Pada Sabtu (18/1, milisi Houthi berhasil mengusai istana presiden dan di bawah kesepakatan ini, mereka bersedia meninggalkan istana presiden dan mengakhiri pengepungan kediaman PM Khalid Banah serta membebaskan kepala staf kepresidenan yang mereka tahan.
Sebagai imbalan, kini kelompok Houthi memiliki hak untuk mengamandemen rancangan konstitusi yang akan memilah Yaman ke dalam enam kawasan federal. “Rancangan konstitusi harus mendapat persetujuan semua faksi. Yaman hanya akan menjadi negara federal jika hal itu diputuskan dalam sebuah dialog nasional,” tambah kantor berita Saba. Kesepakatan ini juga memastikan bahwa pemerintah akan memberlakukan kelompok Houthi dan faksi-faksi lain di Yaman secara setara, termasuk dalam pembagian kursi dalam pemerintahan.
Presiden Yaman dan Milisi Syiah Sepakat Hentikan Kekerasan

Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
















