Jakarta, Aktual.com – Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tercatat yang terburuk di Kwartal I tahun 2015.
Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengatakan, berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) kwartal I 2015, DKI meraih catatan prestasi buruk di dua masalah utama.
Pertama, untuk pertumbuhan ekonomi yang rendah dan bahkan negatif -0.12 % atau berarti menurun dibanding kwartal pertama tahun sebelumnya di 2014.
Lalu yang kedua, tingkat kesenjangan ekonomi diukur dengan Gini Rasio DKI yang sangat tinggi yakni 0,43 di bulan Maret 2015.
“Kesenjangan ekonomi DKI Jakarta termasuk kategori parah. Bahkan Kesenjangan ekonomi DKI Jakarta adalah yang terparah setelah Papua Barat yakni 0,44,” ujar dia, dalam siaran pers yang diterima Aktual.com, Senin (13/7).
Padahal, jelas dia lebih lanjut, dua hal itu, yakni pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan ekonomi, menjadi indikator ekonomi penting untuk mengukur keberhasilan kepala daerah memimpin daerahnya.
“Sebab seringkali suatu daerah berhasil meraih pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pada saat yang sama gagal mengatasi kesenjangan /ketimpangan ekonomi yang besar,” kata dia.
Pertumbuhan ekonomi yang seperti itu, kata dia, disebut dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualiitas. Sebab pertumbuhan ekonomi yang besar hanya dinikmati segelitir orang kaya saja.
“Sementara sebagian besar rakyat tidak menikmatinya atau semakin terpinggirkan,” ucapnya.
Karena pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup. Harus disertai dengan semakin mengecilnya ketimpangan. Keduanya harus sejalan agar tercapai pertumbuhan yang berkualitas.
Sedangkan DKI di bawah kepemimpinan Ahok justru lebih parah. Sebab kedua indikatornya justru buruk. Di saat pertumbuhan ekonominya minus kesenjangan ekonominya pun semakin tinggi.
Dengan keadaan seperti ini, berarti ekonomi DKI mengalami kemunduran dan pada bersamaan semakin banyak orang yang terlempar dalam kemiskinan.
“Itulah prestasi Ahok selama menjadi gubernur DKI jakarta. melahirkan segelintir orang kaya dan membuat orang miskin tambah banyak dan semakin sekarat,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: