Solo, Aktual.com — Bencana kebakaran hutan dan kabut asap yang tak kunjung usai mengundang keprihatinan banyak kalangan. Salah satunya dari siswa SDN Kalangan 184 Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah. Keprihatinan itu mereka tuangkan dalam aksi membatik ‘asap’ bersama di Museum Radya Pustaka Solo.
Kegiatan itu diikuti sekitar 50 siswa mulai dari kelas IV hingga VI. Dengan sabar, para siswa-siswi ini menggerakkan canting pada sehelai kain yang telah diberi motif batik asap itu. Motif ini sebagai simbol keprihatinan mereka atas kabut asap yang terjadi di Indonesia, khususnya Sumatera dan Kalimantan.
“Meskipun di sini nggak seperti yang ada di sana, kami sangat merasakan penderitaan yang mereka alami di sana. Kami berharap bencana kabut asap dan kebakaran hutan ini segera berlalu. Kasihan masyarakat di sana,” kata salah seorang siswi kelas V, Siti Nurjanah sembilan tahun kepada Aktual.com di sela-sela membatik, Minggu (25/10).
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Kalangan 184 Solo Heru Purwoko mengatakan, selain bentuk keprihatinan atas kebakaran hutan dan kabut asap, kegiatan itu juga bertujuan untuk mengenalkan siswa terhadap warisan budaya bangsa. Supaya warisan itu tidak cepat punah dan terus lestari.
“Kami ingin anak-anak ini peka terhadap kondisi lingkungan sekitar. Artinya, kegiatan ini merupakan bentuk simpatik mereka atas bencana kebakaran hutan dan kabut asap yang terjadi di Indonesia saat ini,” jelas Heru.
Menurut Heru kebakaran hutan dan kabut asap bukanlah merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Tetapi semua lapisan masyarakat juga memiliki kewajiban untuk menjaganya. Agar kebakaran hutan ini tidak kembali terjadi. Karena, jelas Heru, kebakaran hutan ini terjadi karena faktor manusia.
“Mulai sejak dini anak-anak ini kami berikan pendidikan karakter budaya cinta lingkungan. Jika sejak dini sudah diberikan pemahaman cinta lingkungan, kami yakin generasi bangsa ini tidak akan melakukan suatu hal yang merusak lingkungan,” tuturnya.
Laporan: Labib Zamani
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby