Jakarta, Aktual.co — Dosen ekonomi politik di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof. Yudhie Haryono, menilai langkah pemerintah pimpinan Jokowi-JK untuk meliberalisasi pengelolaan energi nasional berjalan sangat mulus.
Setelah memilih dan merekrut dirut Pertamina yang sejalan dengan langkah liberalisasi itu, maka yang akan dilakukan selanjutnya adalah melakukan privatisasi perusahaan-perusahaan energi dengan membuat holding BUMN dengan pertamina sebagai induknya.
“Ini memang skenario yang sebenarnya mudah dibaca. Dipilihnya Dwi Sutjipto sebagai Dirut Pertamina saja bisa dilihat, dulu dia dipilih memimpin holding PT Semen Indonesia melalui privatisasi perusahaan semen lainnya. Pertamina dengan Petral juga akan sama,” ucap Yudhie.
Yudhie memaparkan, ada enam langkah yang sudah dirancang pemerintahan Jokowi-JK dalam meliberalisasi pengelolaan energi dan sumber daya alam nasional. Pertama adalah dengan mengakomodir sosok-sosok seperti sofyan Djalil, Rini Soemarno, Sudirman Said sebagai penentu kebijakan ekonomi.
Langkah kedua adalah mengintervensi harga BBM dan ini sukses dilakukan dengan mengobok-obok DPR serta partai politik sehingga kebijakan soal BBM bisa berjalan mulus.
Adapun langkah ketiga adalah menempatkan figur-figur dirut perusahaan BUMN yang sesuai dengan misi liberalisasi itu. “Pada langkah ketiga inilah terjadi penunjukan Dirut Semen Indonesia sebagai Dirut Pertamina,” jelas Yudhie.
Adapun langkah keempat, jelas dia, adalah melakukan privatisasi perusahaan pertamina dengan petral dan yang lainnya menjadi sebuah holding. Setelah itu berjalan, maka akan mengakomodir kepentingan perusahaan-perusahaan asing dan perusahaan pemegang kontrak karya untuk tetap eksis dengan royalti yang sama seperti sekarang. Lalu yang terakhir sumur-sumur migas Indonesia juga akan diserahkan pengelolaannya kepada asing.
“Ini sudah paket langkah-langkah yang disiapkan pemerintah. Langkah yang mengkhianati nasionalisme dan pondasi negara kita ini berjalan mulus seperti jalan tol,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: