Jakarta, Aktual.co — Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang rencananya akan naik mulai 1 Januari 2015 mendapat pro-kontra dari sebagian masyarakat, salah satunya Koalisi Anti Uang (KAU).

Sekretaris Nasional KAU, Dani Setiawan mengatakan bahwa manfaat kenaikan BBM subsidi hanya dinikmati kalangan pasar, bukan rakyat kecil.

“Sekarang kita lihat saja, dimana-mana dukungan kenaikan BBM ini katanya untuk memperbaiki inflasi kita, defisit kita. Kenyataannya, kenaikan harga BBM subsidi ini akan menambah anggaran belanja pegawai, barang dan jasa, serta anggaran modal,” ujar Dani di Jakarta, Minggu (2/11).

Selanjutnya Dani menjelaskan bahwa dengan keniakan harga BBM subsidi akan mengurangi daya saing industri Indonesia. Mulai dari 2001 sampai dengan 2014 ini telah terjadi kenaikan harga BBM subsidi dan menurut Dani selama itu pula terjadi kenaikan anggaran belanja barang dan jasa, serta pegawai hampir 63 persen per tahunnya.

“Subsidi BBM 2001-2014 ada kenaikan, trjadi peningkatan belanja barang jasa dan pegawai yang signifikan, 63 persen per tahun peningkatamnya. Ini bohong, semua katanya subsidi. BBM naik yang senang itu pengusaha dan PNS yang naik gaji,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: