Buhar menjelaskan pekan lalu harga jual garam krosok di tingkat petani sebesar Rp800 – Rp1.000 per kilogram, namun sejak dua hari terakhir harga garam naik menjadi Rp1.300 – Rp1.500 per kilogram dan diprediksi harga akan terus naik seiring datangnya musim ghujan.
Sementara Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz membenarkan naiknya harga garam di tingkat petani karena berkurangnya stok garam di pasar. “Kondisi ini wajar terjadi karena berlakunya hukum ekonomi, namun kebutuhan konsumsi garam di Kabupaten Probolinggo tidak terganggu karena produksinya surplus hingga September 2017,” tuturnya.
Ia mengatakan kebutuhan garam konsumsi di Kabupaten Probolinggo sebanyak 3.100 ton, kemudian untuk usaha perikanan pengasinan dan lain-lain sebanyak 2.149 ton dan bidang peternakan 600 ton, sehingga total kebutuhan 5.849 ton setiap tahun.
Produksi garam Kabupaten probolinggo hingga pertengahan September 2017 tercatat 7.323 ton dan jumlah itu dari luas tambak garam 315,3 hektare yang tersebar di 11 desa di empat kecamatan yang dikelola oleh 485 orang yang tergabung dalam 56 kelompok garam.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu