Pekerja mengoperasikan lokomotif pembawa tanah hasil pengeboran terowongan mass rapid transit (MRT) di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (21/4). Data hingga tanggal 18 April menyebutkan pengeboran untuk bor Antarareja I telah mencapai 928,5 meter atau tepat berada di Stasiun Istora yang terletak di depan Gedung Bappindo, sementara Antareja II telah mencapai 655,5 meter menuju Stasiun Istora dari Bundaran Patung Pemuda di Senayan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Proses pembuatan rangkaian kereta untuk Mass Rapid Transit (MRT) belum dilakukan sejak kontrak ditandatangani pada Maret 2015 lalu. Proses produksi akan dilakukan setelah proses perubahan desain lokomotif disepakati.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar kepada wartawan, Senin (16/1). Menurut William, persetujuan mengenai perubahan desain lokomotif ini paling lambat dilakukan pada 31 Januari 2017.

“Jadi tinggal menunggu nota persetujuan pada 31 Januari. Begitu pemerintah setuju dengan desain, maka itu akan langsung diproduksi,” ungkapnya di Balai Kota, Jakarta.

Produksi kereta, lanjut William, akan dilakukan mulai Februari hingga akhir tahun ini. Pemprov DKI sendiri merencanakan pengadaan kereta sebanyak 16 set rangkaian kereta yang nantinya akan digunakan sebagai MRT.

Plt. Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengatakan bahwa pihaknya akan mengundang Sumitomo Corp sebagai pemenang tender pengadaan MRT, untuk membahas perubahan desain ini. Pertemuan dengan pihak Sumitomo Corp. direncanakan pada Jum’at (27/1) pekan depan.

“Bentuknya sangat standard, kita ingin lebih bagus dengan desain yang Aerodeinamis. Nah itu mukanya kayak jangkrik saya bilang,” seloroh Sumarsono mengenai perubahan desain ini.

 

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan