Jakarta, aktual.com – Presiden Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) Prof Riri Fitri Sari mengatakan ketekunan meneliti siswa harus diasah agar siswa dapat menjadi peneliti yang baik pada masa depan.
“Ketekunan melakukan penelitian harus diasah, jangan mudah puas begitu dikenal masyarakat atau menjadi selebgram,” ujar Riri pada penutupan Festival Sains dan Budaya (FSB) II di Sekolah Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan, Banten, Minggu [23/2].
Riri menambahkan baik orang tua maupun sekolah memiliki peran dalam mengasah minat siswa dalam melakukan penelitian. Dalam hal itu, peran guru penggerak sangat dibutuhkan.
Guru Besar Teknologi Informasi Universitas Indonesia itu mengaku kagum dengan minat meneliti siswa pada FSB II tersebut, yang mana hasil temuan siswa digunakan untuk menghadapi permasalahan yang terjadi di daerah.
“Contohnya penelitian mengenai likuifaksi di Palu. Ada juga penelitian mengenai upaya mengatasi banjir dan lain sebagainya,” jelas dia.
Siswa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut juga mulai paham mengenai metodologi penelitian maupun cara mencari literatur dan pendukung.
Dengan kemampuan riset yang baik, Riri yakin pada masa depan akan banyak lahir inovasi yang lahir dari generasi muda.
“Dua pekan lalu, Amerika Serikat mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang. Namun risikonya, Indonesia harus sama dengan negara maju, termasuk jam kerja dan produktivitasnya,” terang dia.
Riri yakin dengan kemampuan riset siswa yang semakin baik,akan semakin banyak “pahlawan” yang muncul untuk mengatasi persoalan di daerahnya pada masa yang akan datang.
FSB merupakan penggabungan program besar dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) ke-12 dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI) ke-6. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada 21 Februari hingga 23 Februari 2020. Pada tahun ini, tema yang diangkat yakni “Bangun Generasi Gemilang”.
ISPO merupakan olimpiade proyek penelitian dalam bidang sains, teknologi, lingkungan dan komputer. Kegiatan itu diperuntukkan untuk siswa SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK.
Sedangkan OSEBI, merupakan ajang penggalian bakat, kemampuan, dan kecerdasan siswa dalam bidang seni dan Bahasa Indonesia. Perlombaan itu ditujukan bagi generasi muda berusia 6 hingga 18 tahun.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto