Jakarta, Aktual.com – Sejumlah analis menilai, kinerja bisnis di sektor konsumer di tahun ini masih akan cukup menantang. Namun demikian, tetap ada potensi pertumbuhan seiring dengan tren pemulihan ekonomi, pulih nya mobilitas, juga momentum pemilihan umum yang biasanya akan memicu peningkatan konsumsi di sektor Consumer Goods.
Nafan Aji Gusta, Analis yang juga Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas menyampaikan, kinerja Unilever Indonesia (UNVR), dari perspektif jangka panjang, potensi pertumbuhan bisnis, potensi pendapatan, juga kinerja fundamental dan dari bottom line, diproyeksikan masih akan positif dan menjanjikan .
“Sebenarnya hal tersebut dipengaruhi adanya katalis positif, seperti membaiknya kinerja sektor konsumsi di tanah air seiring pemulihan ekonomi, diiringi peningkatan mobilitas penduduk secara umum,” ucap Nafan dalam keterangannya, Kamis (27/4).
Hanya saja, ia juga menggarisbawahi potensi risiko eksternal yakni tekanan inflasi yang khususnya dialami Indonesia. Tapi selama inflasi masih dijaga baik, stabilitas terjamin, kinerja sektor konsumer masih akan tetap tumbuh produktif.
“Saya pikir tentunya bisa memberikan katalis positif bagi UNVR, dalam rangka menjaga kinerja, daya beli konsumsi,” ucap Nafan.
Sementara, kata Nafan, kalau dilihat dari inflasi inti, trennya masih positif dan masih kisaran yang ditetapkan BI yakni 2-3% atau 3% plus 1%, dan 3% minus 1 persen.
Dia menjelaskan, sejauh ini, dari indeks keyakinan konsumen, terlihat masih optimis, dimana indeks masih di atas 100, tanda optimisme terkait perkembangan perekonomian Indonesia ke depan.
“Sebenarnya juga UNVR berkomitmen menciptakan inovasi produk baru untuk menunjang kinerjanya, karena kompetisi sektor konsumsi untuk produk yang sama, dinamis dan kompetisi begitu ketat. Positifnya, UNVR memiliki komitmen berinovasi lewat produk-produk/merek baru dan juga dari sisi promosinya juga oke, sehingga akan mendukung kinerja laba bersih ke depannya,” jelasnya.
Merujuk pada rilis kinerja Q1-2023 belum lama ini, Unilever Indonesia menyampaikan bahwa inovasi yang berdampak dan portfolio yang solid di semua segmen menjadi pendorong kinerja kuartal 1 2023 yang mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 10,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun.
“Sebagian besar kategori produk secara efektif meraih share yang lebih baik di tengah ketatnya persaingan, profitabilitas kami pada kuartal pertama tahun ini juga meningkat dibandingkan kuartal tiga dan empat tahun lalu,” ungkap Ira.
Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti, kepada media, menilai UNVR sudah tepat dalam melakukan efisiensi, termasuk dari sisi beban keuangan, di tengah kenaikan suku bunga.
Desy menilai, secara bisnis, UNVR memang masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain dari kenaikan bahan baku, juga beban marketing. Disisi lain, efisiensi dan pengelolaan solvabilitas juga akan memperbaiki kinerja UNVR.
Kenaikan daya beli, juga pemulihan ekonomi diharapkan mendorong kinerja UNVR. Sejauh ini, kebijakan, strategi dan kemampuan manajemen (Unilever Indonesia) bisa memberikan optimisme terhadap kinerja UNVR dalam jangka panjang.
Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia, menyampaikan, sejak tahun lalu Unilever Indonesia fokus menjalankan lima prioritas strategis untuk mendorong pertumbuhan, yaitu: 1) Memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama; 2) Memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan value segment; 3) Memperkuat kepemimpinan di channel utama (General Trade dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce); 4) Penerapan E-Everything di semua lini bisnis; dan 5) Tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.
“Kami sangat optimis menghadapi sisa tahun 2023 dan seterusnya. Tantangan pasti akan ada, tetapi kami siap dengan visi dan strategi yang jelas untuk mendorong pertumbuhan yang kompetitif, menguntungkan, konsisten, dan bertanggung jawab,” tutup Ira.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu