Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro meminta PT PLN (Persero) fokus membangun jaringan transmisi program pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW menyusul kemungkinan mundurnya target penyelesaian sebagian dari mega proyek tersebut pada 2019.

“PLN mesti fokus ke penyediaan transmisinya, sehingga program 35.000 MW, yang diperkirakan sebagian mundur dari target semula pada 2019, tidak semakin tertunda lagi,” katanya di Jakarta, Jumat (2/9).

Menurut dia, seperti halnya pembangkit, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi program 35.000 MW membutuhkan anggaran yang cukup besar, sehingga memerlukan perhatian ekstra.

Sementara, lanjutnya, di sisi lain, pembangunan pembangkit listrik bisa dibantu oleh swasta (independent power producer/IPP).

“Jadi, fokus dan alokasi anggaran mesti lebih besar ke transmisi. Sedangkan, pembangkitan bisa dibantu IPP,” ujarnya.

Demikian pula, lanjut Komaidi, PLN tidak perlu terlalu jauh terlibat dalam pengadaan energi primer seperti gas, batubara, dan panas bumi.

Ia mengatakan, energi primer yang efisien memang penting, tapi jangan sampai melupakan bisnis inti (core business) yakni penyediaan pembangkit dan jaringan transmisi serta distribusi.

“Tidak perlu juga PLN sampai punya tambang batubara, migas atau panas bumi sendiri. Cukup diawasi melalui kontrak pengadaan yang ‘fair’ (adil),” ujarnya.

Pengamat energi UI Berly Martawardaya sependapat bahwa PLN mesti fokus sebagai pembeli dan penyalur listrik.

“Fungsi utama ini yang harus diperkuat. Kalau sudah kuat, baru lainnya,” katanya.

Menurut dia, PLN tidak perlu mengerjakan semuanya, mengingat dalam pembangkitan, misalnya, bisa berkolaborasi dengan swasta (IPP).

“PLN cukup mengawasi dalam proses pengadaannya melalui kontrak dengan sanksi-sanksi yang jelas,” ujarnya.

Berly mengatakan, di negara lain pembangkit listrik swastanya juga lebih banyak dibandingkan milik BUMN.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Menteri ESDM yang juga Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memperkirakan, proyek 35.000 MW hanya terealisasi 25.000 MW sampai 2019.

Sedangkan, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, pihaknya akan menjadikan 10.000 MW bagian PLN dalam program 35.000 MW sebagai cadangan.

Menurut dia, cadangan proyek sebesar 10.000 MW tersebut akan dibangun jika memang dibutuhkan.

(ANT)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan