Jakarta, Aktual.com — Kalangan swasta berharap pemerintah serius menggarap proyek pengadaan listrik 35.000 mega watt, bukan hanya retorika semata. Pasalnya, dengan seriusnya proyek ini, terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), maka akan berdampak pada kian tingginya pasokan bahan baku batubara. Sehingga pada akhirnya akan dapat membantu menggenjot harga komoditas batu bara yang saat ini masih anjlok.

“Percepatan program listrik 35 ribu MW merupakan langkah strategis dari pemerintah. Ini dapat menggerakkan sektor usaha dari hulu hingga ke hilir. Tapi pemerintah harus serius menggarapnya,” tandas Direktur Utama PT ABM Investama Tbk (ABMM), Andi Djajanegara, di Jakarta, Kamis (19/5).

Sebagai perusahaan energi, kata Andi, ABM berharap kebijakan pemerintah yang memprioritaskan penggunaan batubara melalui pembangunan PLTU juga dapat terwujud.

“Pasalnya, hal ini akan membantu industri batubara domestik bertahan di tengah tekanan bisnis yang masih terus terjadi. Sebab proyek ini akan serap produksi batubara domestik yang kini banyak menghadapi kendala akibat lesunya pasar global,” papar dia.

Andi menambahkan, optimalisasi sumber daya alam nasional untuk mendukung program listrik 35 ribu MW perlu diikuti oleh kebijakan harga batubara yang lebih kompetitif.

Pasalnya, dengan skema harga saat ini, produksi batubara nasional akan berkurang dan dapat mengakibatkan tidak tercukupinya pasokan batubara untuk kebutuhan proyek 35 ribu MW itu.

“Dengan adanya insentif harga yang lebih kompetitif ke sektor pembangkit berbasis batubara, diharapkan akan dapat menciptakan keberlangsungan proyek 35 ribu MW dan industri batubara,” harap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka