Menteri ESDM Ignasius Jonan beserta Wakil Menteri Archandra Tahar resmi menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin jajaran Kementerian ESDM.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku tidak jadi masalah jika realisasi program daya listrik 35.000 MW melewati batas waktu tahun 2019.

Pasalnya, menurut dia, ada kepastian cadangan listrik untuk seluruh Indonesia meski program tersebut tidak tercapai seluruhnya pada 2019.

“Enggak apa-apa. Enggak masalah. Yang penting, yang perlu kita waspadai adalah jangan sampai cadangan listrik enggak ada,” katanya ditemui usai membuka Indonesia Marine Plastic Debris Summit di Jakarta, Rabu.

Mantan Menko Polhukam itu menuturkan, cadangan listrik penting karena bisa digunakan untuk mengganti pasokan listrik saat mengalami masalah.

“Kalau di Singapura kan hampir 80 persen cadangan listriknya,” ujar Politisi Senior Golkar ini.

Luhut mengakui, berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dari program pembangkit listrik 35.000 MW yang diusung Presiden Jokowi, hanya sekitar 10.000 MW saja yang sudah hampir pasti selesai 2019.

Ada pun sekitar 7.000 MW program TP1/TP2 dari pemerintahan sebelumnya juga diperkirakan bisa selesai 2019.

Sementara itu, sebanyak 9.000 MW masih akan dalam tahap pembangunan (under construction).

“Jadi kalau saya lihat, 2019 yang COD (commercial operational date/beroperasi secara komersial) kira-kira sekitar 16.000 – 17.000 MW. Kita masih audit ulang, tapi angka awal sekitar itu,” katanya.

Luhut mengaku saat ini pihaknya terus mendorong agar sebanyak 9.000 MW proyek pembangkit yang masih tahap pembangunan bisa selesai tepat waktu.

“Sekarang kami ‘push’ (dorong) supaya bisa selesai,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas membahas perkembangan pembangunan proyek listrik 35.000 MW di Kantor Presiden, Presiden Jokowi menyebut megaproyek tersebut masih jauh dari target yang direncanakan.

Presiden mengaku mendapat informasi bahwa realisasi commercial operational date (COD) program pembangunan listrik 35 ribu MW baru mencapai 36 persen dari target kumulatif pada 2016.

Sedangkan realisasi pembangkit COD Program TP1/TP2 reguler yang merupakan bagian dari program 7.000 MW mencapai 83 persen dari target kumulatif sampai 2016 atau 53 persen dari target keseluruhan.

“Dengan demikian realisasi COD pembangkit listrik secara keseleuruhan sampai 24 Oktober 2016 masih 29,4 persen dari target keseluruhan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan