Jakarta, Aktual.com — Pemerintah akan mengembangkan pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 8.800 MW yang merupakan bagian dari mega proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW.
“Pemerintah sedang merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu Megawatt (MW). 25% dari target tersebut, atau sekitar 8.800 MW, diupayakan dari energi terbarukan,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said pada situs Kementerian ESDM yang dikutip oleh Aktual.com, Rabu (6/4).
8.800 MW pembangkit listrik energi terbarukan tersebut akan berasal dari energi surya sebasar 4.000 MW, energi bio, termasuk energi sampah, sebesar 1.000 MW, energi panas bumi sebesar 1.500 MW, energi air sebesar 1.800 MW, dan energi angin sebesar 500 MW, lanjut Sudirman.
Sudirman menjelaskan, pemanfaatan EBT untuk melengkapi secara signifikan program 35.000 MW akan dilakukan melalui tiga pendekatan khusus yakni, mempercepat diversifikasi energi menuju pencapaian target bauran energi.
Kemudkian melakukan konversi dari pembangkit listrik tenaga diesel menjadi energi terbarukan, dan yang terakhir, membangun tambahan terhadap pembangkit listrik yang sudah ada termasuk mempercepat pembangun kelistrikan dipulau-pulau, daerah terluar dan terisolasi.
Menurut Sudirman, penyediaan listrik di pedesaan menjadi tantangan karena letak geografis beberapa desa tertinggal yang jauh dan terpencil. Oleh karenannya, salah satu cara untuk menghadirkan listrik bagi desa-desa tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan lokal, seperti energi surya, air, angin, biomassa, ataupun arus laut.
“Dengan memanfaatkan energi setempat, pembangunan pembangkit dan transmisi listrik dapat dibangun secara lokal (off-grid), berbasis desa atau pulau, sehingga mampu menggerakkan masyarakat secara mandiri dalam menyiapkan energi bagi desanya,” pungkas Sudirman.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan