Jakarta, Aktual.co — Merosotnya nilai tukar rupiah hingga menyentuh angka Rp 13.000 terhadap USD dianggap sebagai konsekuensi dari visi-misi Presiden Jokowi-JK. Demikian hal itu disampaikan Pengamat Politik Pemerintahan Fahri Ali.
“Jokowi-JK adalah suatu terjemahan gagasan populisme, dan proyek pembangunannya ambisus,” kata Fahri dalam diskusi di Menteng Jakarta, Sabtu (21/2).
Jokowi-JK kata Fahri, mempunyai gagasan-gagasan proyek yang ambisius, sehingga dampak dari proyek-proyek ambisius yang tergambar dalam penyusuan APBN 2015.
“Padahal Bank Dunia sudah mempertanyakan proyek ambisius Indonesia ditengah kondisi saat ini,” ungkap Fahri.
Perbedaan gaya kepemimpinan Jokowi, kata Fahri, berbanding terbalik dengan SBY yang lebih berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan dan mengutamakan stabilitas.
“Semoga saja paket kebijakan fiskal dan ekonomi yang mulai berlaku April nanti bisa merubah sedikit kondisi kita,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















