Ratusan petani Kulonprogo, ketika mendatani PTUN Yogyakarta untuk menuntut pembatalan izin pembangunan Bandara Kulonprogo. Foto: Nelson Nafis

Yogyakarta, Aktual.com – Warga Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta yang mendukung rencana proyek pembangunan bandara Kulonprogo, jumlahnya semakin menyusut.

Disampaikan Ketua paguyuban petani Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono, dulu warga yang mendukung proyek bandara ada 20 persen.Tapi sekarang sudah menyusut tinggal 10 persen saja. “Karena bergabung dengan yang pro bersyarat,” ucap dia, kepada Aktual.com, di Yogyakarta, Sabtu (23/4).

Beber dia, saat ini 30 persen warga menolak tanpa syarat atas proyek bandara. Sedangkan 60 persen pro tapi dengan syarat, jika permintaan kompensasi tidak diterima maka akan sepenuhnya menolak.

Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky Fatahillah menuturkan menyusutnya jumlah warga yang setuju proyek bandara disebabkan kegelisahan akan kompensasi yang ditawarkan.

Warga yang pro-bandara rata-rata adalah pegawai negeri, guru dan karyawan. Sehingga tidak memiliki ketergantungan tinggi atas tanah seperti warga yang menolak yang berprofesi sebagai petani.

Sedangkan warga yang pro-bersyarat, berkeyakinan akan mendapat kompensasi yang layak. Padahal, yang dijanjikan pemerintah adalah relokasi di tanah kas desa yang berstatus PAG atau Pakualaman Ground.

Kompensasi yang menurutnya rawan. Sebab jika suatu saat kembali ada kepentingan pembangunan, mereka yang menempati tanah PAG bisa sewaktu-waktu kembali digusur. “Dulu yang statusnya hak milik pindah ke PAG hingga nggak jadi pemilik, turun derajat jadi penyewa, digusur pula,” tandas Rizky.

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis