Jakarta, Aktual.com — Kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Bumi Sarana Migas (BSM) terkait pengelolaan penampungan gas alam cair (LNG) oleh BSM di Banten, ditengarai sarat konflik kepentingan (conflict of interest).
Pasalnya, BSM sendiri adalah perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai PT Bumi Sarana Utama (BSU) yang merupakan bagian dari jaringan bisnis Kalla Group. Dalam proyek LNG ini, digarap konsorsium BSM yang terdiri dari BSM, Tokyo Gas, Mitsui, dan Pertamina sendiri.
“Bisa jadi nantinya akan muncul conflict of interest di proyek itu, apalagi di belakang BSM adalah sosok orang kuat. Padahal jika BUMN menjalin kerja sama dengan pihak ketiga harus berjalan transparan,” tutur pengamat ekonomi dari Indef, Ahmad Heri Firdaus saat dihubungi, Selasa (3/5).
Heri yang juga ekonom dari UI ini berpendapat, dilihat dari tidak adanya tender dari proyek LNG yang digarap BSM tersebut, sudah menjadi kejanggalan awal. Padahal, jika itu kerja sama dengan BUMN, maka proyek apapun harus melewati proses tender.
“Jelas itu, apabila ada kerjasama proyek antara BUMN dengan pihak ketiga, memang sudah semestinya lewat tender. Jika tidak, sangat mencurigakan,” kecam Heri.
Bahkan ia menyebut, jangan karena BSM perusahaan dari Kalla Group (milik Wakil Presiden Jusuf Kalla), maka proses tender itu dikecualikan. Itu jelas tidak dibenarkan. Sehingga potensi conflict of interest ke depannya lebih besar lagi.
“Atau bisa jadi, tidak adanya tender ini mungkin BSM mengajukan diri atas adanya feasibilitsty study yang dilakukannya dan kemudian diajukan kepada Pertamina. Tapi kan feasibility study itu perlu dikaji lagi. Makanya proses tender itu penting,” tandas dia.
Perlu diketahui, proyek terminal LNG di Bojonegara, wilayah perbatasan Banten-Jawa Barat ini dikerjakan oleh konsorsium BSM. BSM sendiri adalah perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai PT Bumi Sarana Utama (BSU/Kalla Group).
Nantinya, operator terminal LNG Banten-Jawa Barat adalah PT Nusantara Gas Service (NGS). Komisaris Utama NGS sendiri adalah Solichin Kalla, anak Wapres JK.
BSM adalah perusahaan yang berada dalam naungan Kalla Group, yang saat ini dipimpin oleh Fatimah Kalla (adik Jusuf Kalla). Fatimah menjabat sebagai Direktur Utama BSM, sementara Solichin Kalla menjabat sebagai Direktur. Selain itu, Solichin saat ini juga menjabat sebagai Komisaris di PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK).
Penandatanganan kerjasama dengan Pertamina untuk proyek senilai US$500 juta (sekitar Rp6,6 triliun) ini dilakukan oleh Solichin dan Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina, Yenni Andayani disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, pada awal April 2016 lalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka