Jakarta, Aktual.com — Kebijakan pemerintahan Jokowi-JK dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung 142 Km yang dibangun dengan menggelontorkan dana pinjaman sebesar USD5,5 miliar telah membawa keresahan bagi rakyat Indonesia.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, bahwa proyek ini selain melukai perasaan rakyat Indonesia khususnya di luar pulau Jawa, namun proyek ini juga akan mengakibatkan benturan sosial, mengingat proyek ini dibangun dalam satu paket yaitu mencakup material dan tenaga kerja.
“Pertama memang proyek ini semakin membuat kesenjangan pembangunan antara kita sesama bangsa, Jawa dan di luar Jawa. Selain itu yang akan datang ke Indonesia bukan hanya uang yang dihutang dan barang yang akan dibawa dari China, namun orang nya juga,” kata Arief dalam diskusi yang diselengarakan oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD) di Jakarta, Kamis (11/2).
Lebih lanjut Arief melihat bahwa akan terjadi hal yang sama pada saat berbagai proyek di negara Timor Leste di kerjakan oleh kontraktor China, para tenaga kerja China datang ke Timor Leste untuk mengerjakan proyek, namun tak bisa dihindari terjadi benturan sosial dengan warga pribumi.
Selain itu dia juga meragukan terhadap kualitas dan material yang berasal dari China, berkaca dari kebangkrutan PT Merpati Nusantara milik BUMN disebabkan pembelian pesawat dari China dengan kualitas yang rendah.
“Saya meragukan kualitas dan daya tahan produk China, mereka menggunakan bahan-bahan bekas lalu diperbaiki dan distempel kembali, ini tidak aman dari sisi keselamatan, daya tahannya tidak lama, ini saya ada datanya,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, mendengar bahwa segala peralatan dan bahan material proyek akan diimpor dari China, Pengamat Transportasi Darmaningtyas menyela, dan mengatakan; “Cinailah produk-produk Indonesia,” hardiknya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan