Jakarta, aktual.com – Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri mengatakan bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek cari keuntungan dan proyek gagal.
Tak hanya itu Faisal juga menilai bahwa proyek tersebut tidak akan membalikan modal bagi negara.
“Sebentar lagi rakyat membayar kereta cepat. Barang kali nanti tiketnya Rp 400 ribu sekali jalan. Diperkirakan sampai kiamat pun tidak akan balik modal,” ucapnya dalam dialog yang berjudul ‘Covid-19 dan ancaman kebangkrutan dunia usaha’ ditulis Kamis (14/10).
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa peran negara harus segera berubah bukan hanya sekedar mengambil alih proyek-proyek yang mangkrak saja, seperti negara-negara lain yang telah mengandalkan industri-industri lain.
“Peran negara juga harus berubah, bukan mengambil alih proyek yang mangkrak yang tadinya business to business seperti kereta cepat,” ungkap Faisal Basri.
Selain itu, Faisal mengatakan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung justru tidak jelas hanya membuang-buang APBN saja, sehingga dari situ ia mengatakan bahwa semua itu adalah kesalahan dari pimpinan pemerintah.
“Ini proyek mubazir, nggak karu-karuan, kereta cepat sebentar lagi mau disuntik pakai APBN, Bandara Kertajati lebih baik jadi gudang ternak aja. Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun dekat Belawan, kemudian LRT Palembang. Kesimpulannya kesalahan pucuk pimpinan,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain