Foto dari udara menunjukkan salah satu pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta, DKI Jakarta, Sabtu (23/7). Komite Gabungan Reklamasi Teluk Jakarta telah memutuskan menghentikan proyek reklamasi secara permanen di Pulau G dan selanjutnya pelaksanaan reklamasi diserahkan atau menjadi tanggungjawab pemerintah pusat. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Proyek reklamasi di teluk utara Jakarta yang belakangan disorot publik, memang dianggap cukup berdampak terutama terhadap kelangsungan ekosistem dan biota laut ke depannya.

Mesti begitu, tujuan pembangunan perekonomian bagi Ibukota nantinya, terutama di wilayah utara itu perlu juga diperhatikan dalam melihat proyek reklamasi tersebut.

Hal ini disebutkan oleh Ketua Korps Alumni (Koral) AUP-Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Korwil DKI Jakarta, Cahya Rustiadi, di Jakarta, seperti yang ditulis Selasa (25/10).

“Proyek reklamasi ini tentu berdampak terhadap kondisi pantai di utara Jakarta. Sebelum ada proyek reklamasi, kondisi pantai di utara Jakarta dianggap sudah relatif rusak karena pencemaran lingkungan,” ungkap dia.

Menurut Cahya, dampak dari reklamasi ini berupa ekosistem pesisir yang terancam berkurang. Antara lain, menipisnya jenis pohon bakau atau mangrove di kawasan Muara Angke, juga berkurangnya ribuan jenis ikan, kerang, kepiting, dan bermacam keanekaragaman hayati lainnya.

“Selain itu, ada juga dampak lain, seperti peningkatan potensi banjir di wilayah permukiman pantai sekitarnya. Hal ini terjadi, karena ada potensi mengubah bentang alam dan aliran air di kawasan utara Jakarta itu,” kata Cahya seusai acara pelantikan Koral Korwil dan Komisariat DKI Jakarta itu.

Perubahan itu, disebutnya, antara lain karena adanya tingkat kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola pasang surut, serta pola arus laut sepanjang pantai.

“Saat proses reklamasi memang ada dampak tidak nyaman bagi pemukiman dan kawasan pantai tersebut. Tapi di lain pihak, dalam perencanaan proyek reklamasi itu akan merancang dan membangun wilayah pantai menjadi terata rapih. Sesuai persyaratan tata lingkungan yang indah dan nyaman,” jelasnya.

Meski begitu, dia melihat, proyek ini sangat berpotensi dalam pembangunan perekonomian dan keindahan tata kota yang modern. Mengingat, kebutuhan lahan akan pemukiman serta semakin mahalnya daratan menjadi alasan adanya proyek semacam itu.

Cahya menambahkan, Jakarta itu sebagai pintu gerbang utama bagi pendatang dari mancanegara. Dan proyek reklamasi yang sudah tertata akan menjadi daya tariknya.

Ketika mereka melihat dari udara atau dari lepas pantai, mereka bisa menikmati pantai Jakarta dengan tata kota yang indah dan modern.

“Dan itu akan menjadi nilai tambah dan kekaguman bagi pendatang dari mancanegara itu. Sehingga, Jakarta sebagai miniatur Indonesia memiliki kawasan reklamasi pantai dengan tata ruang yang indah dan bangunan yang modern, seperti contohnya di Dubai (UEA),” pungkas Cahya yang pernah juga mengenyam pendidikan arsitektur ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid