Medan, Aktual.com — Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan siap menjadi kuda hitam dalam pertarungan politik Pemilu 2019 mendatang.
Hal itu dikatakan Ketua Umum PSI Grace Natalie kepada Aktual.com saat menghadiri Kopi Darat seluruh pengurus PSI dari 33 Kabupaten kota se Sumatera Utara di Hotel Garuda Citra, jalan Sisingamangaraja, Medan, Sabtu (7/11).
“Tentu siap dong (menjadi kuda hitam), karena kami tidak mempagari diri kami dengan hanya satu tokoh. Kalau partai lain didirikan untuk mendukung satu tokoh. Siap dong (menjadi lawan bagi kalangan tua). Fakta yang berbicara, pemilu 2019, lebih dari 50 persen itu pemilih muda di bawah 45 tahun,” ujar Grace.
Mantan presenter tv nasional itu menyebutkan secara politik PSI memiliki target untuk memenangkan Pemilu 2019 dan berkontribusi besar dalam Pilpres mendatang.
Keyakinan itu, menurut Grace berangkat dari pola rekruitmen kader yang mengutamakan kalangan anak-anak muda. Selain itu, juga berangkat dari semangat solidaritas dengan pondasi keberagaman.
“Kami bukan job sheeker, kami bukan orang yang mencari kerja dengan mendirikan partai, kami profesional, dan kami dipersatukan oleh keragaman. Makanya kami pilih solidaritas, dan itu semangat kami. Kami tidak mempersoalkan orang ketika ia ingin berkontribusi, jawa atau luar jawa, muslim atau tidak. Yang penting ada perubahan,” tandasnya.
Sebelumnya, Grace, wanita energik 33 tahunan ini menuturkan, ikhwal terbentuknya PSI berawal dari rasa frustasi anak-anak muda atas kondisi politik di Indonesia. Dimana, semakin banyak politisi yang malah mengkhianati kepercayaan rakyat dengan melakukan perbuatan-perbuatan koruptif.
“Kami percaya anak-anak muda apathis, ya kami rasa frustasi terhadap kondisi politik hari ini. Dimana orang-orang yang kami percaya di wakil rakyat justru menghianati kepercayaan rakyat dengan makin banyaknya kasus-kasus korupsi,” ujarnya.
Berawal dari rasa frustasi itulah, sambung Grace yang memotivasi mengumpulkan anak-anak muda yang belum terkontaminasi. Dimana menurut Grace, untuk melakukan perubahan tidak mungkin dilakukan jika pilihannya adalah bergabung dengan partai-partai yang sudah ada.
“Kita justru bisa berharap menjadi agen perubahan. Dan kalau kita justru memutuskan untuk mendirikan partai politik, sendiri, ini merupakan pilihan menurut kami lebih mungkin ketimbang melakukan perubahan di sebuah partai yang ekstablish (mapan). Karena disana sudah ada kultur yang sudah tertanam dan sulit melakukan perubahan,” tukasnya.
Sementara itu, disinggung niat mencalonkan diri pada Pemilu 2019 mendatang, Grace mengaku masih ingin fokus pada pembenahan internal partai. “Saya nggak, saya saat ini tidak,” ujarnya.
Menurut Grace, perjuangan PSI saat ini adalah meloloskan partai dalam verifikasi dengan melengkapi seluruh struktur kepengurusan. Dimana saat ini tercatat PSI telah berdiri di 34 provinsi, 514 kabupaten kota, dan 50 persen kecamatan se Indonesia.
“Dan kami ingin lebih jauh dari itu, yakni, penuhi 100 persen di semua kecamatan,” ujar Grace.
Artikel ini ditulis oleh: