Jakarta, Aktual.com — Saat ini, banyak sekali berbagai acara di televisi yang mengkompetisikan bakat anak, mulai dari menyanyi, bermain musik, keterampilan pidato sampai dengan seni lawak (melucu). Lantas, bagaimana hal demikian mampu dilakukan oleh ‘si kecil’?.

Dikatakan oleh seorang Psikolog anak yang saat ini aktif sebagai Assessor pada Konsultan Management di Prima Astha Redana, Dewi Ulfah Arini, MM. Psikolog, bahwa setiap anak itu adalah unik. Karena Allah SWT, telah memberikan kemampuan yang berbeda sejak lahir.

“Pada dasarnya, setiap anak itu unik. Mereka memiliki kemampuan masing-masing yang telah Allah SWT berikan sejak lahir,” ujar Ulfah, kepada Aktual.com, Selasa (12/01).

Meskipun setiap anak memiliki kemampuan yang unik, namun tetap saja lingkungan dan pola asuh dari orang tua-lah yang akan membentuk mereka dalam mengasah kemampuan minat dan bakatnya.

Menurut Ulfah, dalam menelusur serta mencari minat setiap anak berbeda, tapi mudah sekali untuk dikenali. Berbeda dengan bakat karena jika bakat, itu sudah ada dalam diri anak tersebut saat ia masih balita.

“Kan setiap minat anak-anak tentunya berbeda-beda, namun minat itu dapat dengan mudah dikenali, seperti anak suka bernyanyi, meski ia menyanyi belum bagus, namun itu adalah minatnya, dan biasanya orang tua sering langsung menerapkan kepada anak sehingga anak secara tidak langsung akan menyukainya. Berbeda dengan bakat, Ini sudah ada di dalam diri anak tersebut. Bahkan ketika ia masih kecil. Seperti saat usia 4 tahun dia sudah bisa menggambar baik sekali, atau menyanyi bagus sekali tanpa ada yang mengajarkan. Ini adalah bakat,” urai Ulfah menjelaskan.

Sebagai orang tua, tentunya yang harus dilakukan yakni, mendukung tumbuh kembang anak menjadi baik. Oleh sebab itu, Psikolog Ulfah memberikan beberapa tips bagi para orang tua yang ingin me-stimulus minat dan bakat buah hatinya. Di antaranya :

1. Bersabar dan mengamati seluruh perkembangan anak.
Berikan semua stimulus yang mendukung terhadap potensi bakat anak. Lantaran, ada delapan bakat dalam diri anak. Antara lain, linguistik, logic matematic, visual spasial, kinestetik, music, natural, interpersonal, intra personal.

2. Ajaklah anak untuk mengenali semuanya dan orang tua rajin mengamati.

Jangan pernah memaksakan bakat orang tua pada anak karena akan sangat berbeda. Kecuali, jika memang di dalam diri anak terdapat unsur kesamaan. Biarkan anak tumbuh dan berkembang dengan bakat dan minatnya masing-masing.

Selain itu, Ulfah juga menegaskan, unsur penting ketika ingin menggali bakat dan minat anak. Yaitu, jangan terlalu memaksakan mereka. Terlalu memaksakan mereka justru mematikan daya kreasi mereka.

“Saran saya, sebaiknya orang tua jangan terlalu memaksakan kepada anak untuk melakukan berbagai tes pada anak. karena akan menimbulkan ‘judgement’ orang tua terhadap anak. Hal ini sering kali mematikan daya kreasi anak dan anak akhirnya terpaku dengan apa yang sudah digariskan oleh tes tersebut. Orang tua harus ‘open minded’, sehingga kemapuan dan ptensi anak berkembang. Mengetahui bakat anak, memang perlu bantuan dari Psikolog atau pihak yang kompetensi di dalamnya, sebaiknya dibicarakan,” terang Ulfah menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: