Hal tersebut, jelasnya karena kedua korban tersebut terguncang akibat bencana alam yang dihadapinya hingga memiliki kecemasan merasa seolah-olah bumi bergetar dan takut dengan suara-suara keras.

“Tetapi kami sudah melakukan penanganan oleh psikiatri dan dokter jiwa yang tetap berada di Palu untuk menangani korban dengan trauma berat,” tambahnya.

Kedua wanita yang belum diketahui namanya tersebut, lanjut dia tidak menjalani rawat jalan di instalasi rawat jiwa di rumah sakit, namun hanya melakukan rawat jalan.

“Keduanya dipulihkan melalui program-program penyembuhan trauma yang ditambah dengan obat anti depresan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid