Menurut Psikolog Klinis yang juga praktek di RS Balimed Denpasar itu, setiap orang memiliki tingkat ketakutan naik pesawat yang berbeda. Ada yang sekadar takut dan cemas saja, ada juga yang menjadi masalah serius sampai menimbulkan kepanikan dan trauma, bahkan menghindari keharusan terbang dengan pesawat.
“Aerophobia memiliki beberapa gejala yang dapat dikenali. Gejala tersebut antara lain berkeringat, gelisah, meningkatnya denyut jantung, mual, muntah serta mengalami gangguan pencernaan seperti mulas. Untuk gejala psikis yang dapat muncul, seperti takut mati, tidak dapat berpikir jernih, dis-orientasi, linglung dan gugup,” katanya.
Tentang penyebab seseorang dapat mengalami aerophobia, ia mengatakan seseorang yang mengalami aerophobia biasanya mengalami trauma mendalam yang terjadi sebelumnya.
Turbulens (guncangan) yang cukup keras sehingga menimbulkan ketakutan juga dapat menjadi sebab seseorang menjadi trauma.
Bahkan dengan menyimak berita tentang kecelakaan pesawat atau menonton adegan film yang menayangkan pesawat jatuh dapat menjadi salah satu penyebab seseorang menjadi aerophobia jika seseorang tersebut memiliki perasaan yang sangat sensitif.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid