Makasar, Aktual.com — Manajemen PSM Makassar berharap bisa mendapatkan minimal enam pemain pada turnamen sepakbola Sulsel Super League (SSL) U-21 di Lapangan Karebosi Makassar, 15 Januari – 3 Maret 2016 mendatang.

“Jika bisa mendapatkan sekitar enam pemain dari turnamen SSL U-21, saya kira sudah maksimal dan pelaksanaan turnamen juga bisa dikatakan sukses,” kata Direktur Klub PSM, Sumirlan di Makassar, Rabu (6/1).

Mantan pemain PSM Makassar itu menjelaskan, peluang untuk mendapatkan pemain muda yang bisa direkrut dalam skuad U-21 memang cukup terbuka lebar. Sebab turnamen ini memang akan diikuti ratusan pemain bertalenta baik dari Makassar ataupun beberapa daerah lain di Sulsel.

Untuk itu, dirinya meminta pada pihak penyelenggara untuk mempersiapkan turnamen ini secara matang. Termasuk dalam hal pemilihan wasit yang memang memiliki kompetensi dan mampu menjalankan tugasnya dengan rasa tanggung jawab.

Ketua Panitia SSL U-21, Sri Syahril, menyatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menghindari berbagai bentuk kecurangan yang bisa mengganggu kelancaran pelaksanaan turnamen yang digagas Forum Bersama (Forbes) wartawan olah raga Makassar bersama pihak Semen Bosowa tersebut.

Termasuk dengan menerapkan aturan ketat dalam verifikasi setiap pemain yang didaftarkan para klub peserta.

Pihaknya juga sengaja mengundang seluruh peserta turnamen mengikuti rapat teknis awal untuk menyamakan persepsi dan menghindari protes pada saat pertandingan. Dalam pertemuan permulaan antara panitia dan peserta itu menghasilkan empat poin kesepakata, Empat poin yang disepakati itu masing-masing penggunaan usia pemain kelahiran 1994, masalah mutasi pemain, perangkat dan peratutan pertadingan sesuai statuta PSSI, serta persoalan wasit yang harus independen.

“Kami memang sengaja mengundang seluruh tim untuk mencari kesepakatan awal agar tidak ada lagi protes saat pertandingan,” kata ia usai menggelar rapat teknis awal.

Untuk poin pertama terkait penggunaan pemain kelahiran 1994, kata dia, memang berlangsung lebih alot. Sebab ada beberapa tim yang menilai tidak sesuai dengan konsep awal yakni pembinaan U-21. Namun dengan kondisi di Makassar dan Sulsel yang memang pembinaan usia dini kurang maksimal sehingga akhirnya terjadi kesepakatan.

Sementara untuk masalah mutasi atlet, setiap klub juga sepakat adanya penggunaan pemain dari tim yang satu memperkuat tim lain jika sudah terjadi komunikasi atau kesepakatan lebih dulu.

Adapun untuk masalah aturan pertandingan tetap mengacu pada statusa PSSI atau seperti yang dilaksanakan pada sejumlah kompetisi sebelumnya termasuk Indonesai Super League (ISL).

Khusus wasit juga terjadi kesepakatan bersama untuk menyerahkan sepenuhnya ke panitia untuk menunjuk pengadil lapangan yang memang dinilai mampu mempertanggung-jawabkan segala keputusannya.

Artikel ini ditulis oleh: