Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali (tengah) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), dan ketua PSSI M Iriawan sata memberikan keterangan usai melihat pertandingan Persis melawan PSG Liga 2 di Stadion Manahan Solo, Minggu malam (26/9/2021). ANTARA.dok

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memperbolehkan PSSI mengajukan protes ke Konfederasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF).

Protes yang dilakukan PSSI tersebut untuk meminta AFF melakukan investigasi terhadap hasil pertandingan babak penyisihan Grup A Piala AFF U-19 2022 antara Vietnam vs Thailand dengan skor 1-1, pada Minggu (10/7). Dalam laga tersebut diduga terjadi match fixing atau pengaturan pertandingan sehingga memunculkan skor atau hasil yang diinginkan.

“Apapun yang dilakukan oleh Federasi, ya silakan saja, yang penting jangan merugikan federasi itu sendiri,” kata Amali, dikutip dari Pro3 RRI, Kamis (14/7).

Menpora menyebut potes itu menjadi kewenangan PSSI. Namun, ia  mengingatkan PSSI agar nota protes yang disampaikan ke AFF harus disertai bukti yang kuat.

“Kita nggak mungkin masuk, itu menjadi kewenangan federasi, pemerintah enggak bisa ikut-ikut. Kita lihat saja, yang penting proses itu harus ada dasarnya. Kalau tidak ada dasar maka bisa kena sanksi kita. Jadi harus melihat duduk persoalan seperti apa? itu tidak mudah, ya,” ungkapnya.

Ia menganggap wajar protes yang dilakukan PSSI terkait match fixing dan tidak mempermasalahkan soal aturan head to head yang ditetapkan dalam PIala AFF U1-9.

“Untuk membuktikan adanya pengaturan permainan, itu harus benar-benar akurat buktinya. Sebab kalau enggak, kalau sekedar menuduh, itu bisa berbalik ke federasi dan PSSI bisa kena sanksi, di sepakbola seperti itu,” paparnya.

Diketahui, PSSI resmi mengirimkan nota protes kepada Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) mengenai laga Grup A Piala AFF U-19 Thailand versus Vietnam yang diduga melanggar prinsip fair play atau nilai-nilai sportivitas.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, tembusan nota tersebut juga ditujukan kepada AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia-red) dan FIFA agar kedua institusi turut mengetahui kasus ini.

Menurut Iriawan, yang menjadi sorotan PSSI dari pertandingan pada Minggu (10/7/2022) itu adalah situasi pada 27 menit menjelang laga berakhir, atau setelah kedudukan imbang 1-1.

(Andy Abdul Hamid)