Jakarta, Aktual.com – PT Bukaka Teknik Utama Tbk atau BUKK, telah menganggarkan belanja modal (capital expanditure/capex) di 2018 ini sebesar Rp1 triliun.

Angka ini lebih besar dari capex 2017 lalu yang sebesar Rp900 miliar. Memang perseroan banyak membangun proyek-proyek besar di tahun ini, antara lain pengerjaan proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated II (Tol Japek), Bundling Contract III, dan PLTA Poso.

Untuk pengembangan proyek tol Japek itu perseroan pun membangun unit bisnis galvanize yang nantinya akan memasok baja ke proyek tol tersebut.

Menurut Direktur BUKK Affifuddin Suhaeli, sepanjang tahun ini besaran capex yang sudah digunakan sebesar Rp118 miliar.

“Nanti akan ada penyertaan lagi di PT Poso Energy, sehingga jumlah capex tahun ini Rp1 triliun,” katanya di Jakarta, Senin (14/5).

Dana sebanyak Rp1 triliun itu memang paling besar dialokasikan untuk PLTA Poso melalui PT Poso Energy sebesar Rp550 miliar, kemudian juga untuk pabraik galvanize itu sebesar Rp245 miliar. Dan sisanya untuk yang lainnya.

“Sumber utamanya masih kas internal dan sisanya dari perbankan. Mungkin komposisinya sebanyak 70:30,” ungkap dia.

Affifuddin mengatakan, pada 2017 lalu BUKK menggunakan capex sebesar Rp900 miliar untuk penyertaan PT Bukaka Energi di PT Poso Energy. Dan langkah itu akna kembali dilakukan dengan vapex yang besar itu.

Lebih lanjut dia menyebutkan, dari 17 proyek yang sedang dijalankan BUKK, ada dua proyek utama bernilai kontrak terbesar, yakni Tol Jakarta-Cikampek Elevated II mencapai Rp2,95 triliun dan Bundling Contract III senilai Rp1,19 triliun.

Dia mengungkapkan, proyeksi kontrak pada tahun ini mencapai Rp7,92 triliun, namun realisasi hingga Kuartal I-2018 senilai Rp7,04 triliun. “Sisa kontrak hingga 31 Desember 2017 sebesar Rp6,31 triliun dan kontrak baru di 2018 sebesar Rp723,7 miliar. Kemungkinan kita akan mencari kontrak-kontrak baru,” kata Affifuddin.

Sementara realisasi penjualan hingga kuartal I-2018 ini masih kecil sekitar 17,39 persen atau sebanyak Rp786,79 miliar dari target Rp4,5 triliun. Realisasi itu terdiri dari 16,88 persen (Rp763,8 miliar) dari penjualan perusahaan induk dan 0,51 persen (Rp22,9 miliar) dari penjualan entitas anak.

Dia menambahkan, hingga akhir Kuartal I-2018, BUKK mampu meraih laba bersih tahun berjalan sebesar Rp88,03 miliar atau lebih besar dari perolehan di periode yang sama 2017 senilai Rp38,99 miliar. “Sampai akhir Maret 2018, laba per saham BUKK sebesar Rp33 per unit saham,” imbuhnya.

Sementara itu, ujar dia, laba bersih perseroan di 2017 sebesar Rp165,67 miliar atau lebih besar dari perolehan di periode yang sama 2016 senilai Rp50,07 miliar. “Pada RUPS hari ini menyetujui tidak mengeluarkan dividen, karena banyak proyek,” kata Affifuddin.

 

Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: